Hidayatullah.com—Petugas Kepolisian Prancis menggeledah kantor pusat Front Nasional (FN), partai rasis dan anti-Islam pimpinan Marine Le Pen, yang terletak di bagian barat ibukota Paris.
Pengurus-pengurus FN kepada Reuters mengatakan bahwa penggeledahan itu berkaitan dengan penyelidikan kasus dugaan penyalahgunaan dana Uni Eropa untuk membayar para asisten di parlemen.
“Kelihatan sekali seperti operasi media yang tujuannya untuk mengganggu kerja kampanye kepresidenan,” kata Front Nasional dalam sebuah pernyataan yang dikutip Euronews Senin (20/2/2017).
Parlemen Eropa mengatakan bahwa dalam perannya sebagai pemimpin Front Nasional Prancis, Marine Le Pen selama menduduki kursinya di parlemen periode 2011-2012, telah menggunakan dana Uni Eropa untuk membayar gaji staf-staf partainya.
Parlemen Eropa mengatakan dana itu seharusnya dipakai hanya untuk menggaji asisten anggota parlemen UE.
- Parlemen Eropa Cabut Imunitas Politisi Anti-Islam Prancis
- Pemimpin Partai Front Nasional Prancis: Jangan Beri Anak Migran
Penggeledahan dilakukan saat Le Pen berada di Libanon.
Dilansir Euronews, setelah bertemu dengan PM Saad Hariri di Beirut, Le Pen mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar Al-Assad adalah “satu-satunya solusi yang layak” untuk mencegah ISIS alias ISIL mengambil alih kekuasaan di Suriah.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa Le Pen, yang merupakan teman dari politisi anti-Islam Belanda Geert Wilders, mendapatkan cukup banyak dukungan dibanding pesaingnya; Emmanuel Macron (independen) dan Francois Fillon (konservatif). Jajak pendapat oleh Opinionway menunjukkan bahwa Le Pen diperkirakan menang mudah dengan 27% suara dalam putaran pertama pilpres bulan Mei mendatang. Akan tetapi, di putaran kedua politisi wanita itu diperkirakan akan keok melawan Macron (42% vs 58%) atau Fillon (44% vs 56%).*