Hidayatullah.com—Orange, perusahaan telekomunikasi Prancis, memicu kemarahan dari pihak Israel, setelah mengumumkan akan mengakhiri kerjasamanya dengan pemerintah Zionis.
Pimpinan eksekutif Orange, Stephane Richard, hari Rabu (3/6/2015) di Mesir mengatakan bahwa dia akan mengakhiri kerjasama dengan Israel sebagai mitranya sesegera mungkin.
Orange menegaskan bahwa keputusan itu semata-mata karena alasan bisnis, bukan politik. Tetapi Israel marah besar.
“Pemandangan absurd ini tidak bisa dimaafkan,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seperti dikutip Euronews hari Jumat (6/6/2015).
“Saya menyeru pemerintah Prancis agar menjaga jarak secara publik dari pernyataan menyedihkan ini dan tindakan menyedihkan dari sebuah perusahaan yang sebagiannya dimiliki oleh pemerintah Prancis,” kata Netanyahu. Sebagaimana diketahui Prancis merupakan salah satu sekutu dekat Zionis.
Orange adalah bekas perusahaan pemegang monopoli telekomunikasi di Prancis, dan pemerintah Paris masih memegang 25 persen saham perusahaan itu.
Kabar pemutusan kerjasama oleh Orange itu muncul setelah kelompok-kelompok HAM mendesak agar Orange mengakhiri kerjasamanya dengan perusahaan Israel, Partner Communications, yang menggunakan merek dagangnya di seluruh wilayah yang dikuasai Zionis dan di wilayah Palestina yang terjajah di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem).
Orange mengatakan pihaknya hanya tidak ingin merek dagangnya dipakai di negara di mana perusahaannya bukan hadir sebagai operator, yang mana hal itu sejalan dengan kebijakan lisensi global yang dimilikinya.*