Hidayatullah.com– Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, mengungkapkan, peran agama amat banyak diperbicangkan dalam kehidupan di dunia.
Harus diakui, kata dia, peran agama tidak bisa dilepaskan dari politik identitas.
Jimly mengatakan, agama terbesar di Indonesia yang dikenal identik dengan Islam. Bahkan, negara-negara internasional mengenal Islam adalah Indonesia dan sebaliknya.
“Islam, agama, tidak bisa dipisahkan dari negara. Bahkan jelas di dalam konstitusi negara kita, menempatkan agama, Islam dalam kehidupan bernegara kita,” ujar Jimly di Jakarta, Sabtu (07/10/2017) lansir ICMI media.
Baca: Anggota MPR: Pancasilais itu Jadi Penganut Agama yang Baik dan Taat
Perkataan Jimly tersebut berdasarkan pernyataan yang mengenai Tuhan dan agama yang amat banyak serta dipertegas. Jimly mengatakan, tak ada konstitusi di negara manapun yang menyebutkan Tuhan dan agama sebanyak milik Indonesia.
“Tidak ada konstitusi negara manapun yang menyebutkan mengenai Tuhan dan agama lebih dari 20 kali,” tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.
Oleh sebab itu, ia menilai, konstitusi Indonesia amat bersifat harmonis antara agama dan negara. Bahkan, katanya, hubungan keselarasan antara agama dan negara itu sebetulnya telah ada sejak era Presiden Soekarno.
“Sewaktu awal Bung Karno awal memimpin, beliau langsung membentuk Kementerian Urusan Umat Islam yang Menterinya KH Hasyim Asyari. Tapi tidak lama kemudian, langsung diubah menjadi Kementerian Agama. Artinya, yang diurus tidak hanya umat Islam saja, tapi agama lain juga di Indonesia,” ujar Jimly.
Menurutnya, hal itu menandakan, beragama membutuhkan saling toleransi, terutama di Indonesia.
Jimly pun mengajak, saat ini tinggal menjaga kesadaran hubungan negara dan agama agar tidak disalahpahami.*