Hidayatullah.com–Wakil Menlu Zionis Israel, Tzipi Hotovely mengungkap hari Senin ia melakukan mengontak 10 negara agar mau memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem (Baitul Maqdis).
“Kami telah berkomunikasi dengan sepuluh negara, beberapa di antaranya negara-negara Eropa agar memindahkan Kedubesnya dari Tel Aviv ke Al-Quds, dan Negara Guatemala satu dari negara yang segera memindahkan ke al-Quds,” demikian dalam wawancaranya dengan Radio Israel, dikutip laman Palestina, Palinfo.
Namun pejabat tinggi Israel tersebut tak mengungkap nama-nama Negara yang telah dikontaknya, hanya mengatakan, “Deklarasi Trump akan membuat arus baru, namun belum terlihat sampai saat ini selain pendahuluan saja.”
Radio Israel menginformasikan bahwa sejumlah negara yang segera memindahkan kedubesnya antara lain, Honduras, Filipina, Rumania, Sudan Selatan.
Pada hari Jumat Ketua Parlemen Rumania, Liviu Dragnea, mengatakan bahwa negara Eropa harus mempertimbangkan dengan serius untuk memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem.
Presiden Republik Ceko Milos Zeman mengatakan negaranya harus memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem, namun Perdana Menteri Andrej Babis mengatakan bahwa dia tidak memiliki rencana untuk melakukannya segera.
“Saya pikir Rumania harus secara serius mempertimbangkan untuk memindahkan Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem. Kita harus memikirkannya dengan sangat serius, ” ujar Ketua Parlemen Rumania, Liviu Dragnea dikutip The Times of Israel.
Presiden Guatemana, Jimy Morales, Ahad lalu menegaskan bahwa negaranya juga akan memindahkan kedubes dari Tel Aviv menuju al-Quds, keputusan yang diapresiasi PM Israel Benyamin Netanyahu, namun memicu kecaman keras dari otoritas Palestina, yang disebutnya sebagai tindakan yang memalukan.
Presiden Amerika Donald Trump pada 6 Desember lalu mengklaim al-Quds sebagai ibukota Negara Israel, dan memberikan isyarat pemindahan kedubes Washington ke kota tersebut, namun memicu penolakan luas internasional.
Sebagaimana diketahui, hasil voting sidang Majelis Umum PBB menunjukkan hasil 128-9 untuk mengutuk keputusan AS yang mengakui Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai Ibu Kota Israel.
Beberapa Negara yang diklaim Israel akan mengikuti jejak Amerika adalah Honduras, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru, Palau, Togo, Guetemala, Filipina, Republik Ceko dan Sudan Selatan.
Baca: Soal Yerusalem, Dubes AS Klaim Sudah Konsultasi dengan Indonesia
Filipina, Republik Ceko dan Rumania tidak hadir saat voting pekan lalu, namun telah menunjukkan kemungkinan bergabung dengan Guatemala dan AS, dengan Presiden Ceko Milos Zeman mendukung kepindahan tersebut ke Baitul Maqdis.
Zionis Israel merebut wilayah Yerusalem Timur tahun 1967 dalam Perang Enam Hari, dan kemudian mencaploknya lewat gerakan yang tak disetujui masyarakat internasional.
Hingga saat ini, belum ada negara yang berkantor kedutaan besar di Yerusalem. Semuanya masih berkantor Tel Aviv, Ibu Kota negara palsu Israel.*