Hidayatullah.com–Sejak hari Rabu lalu (16/9) Israel mulai membangun tembok beton di kawasan pemukiman Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki Yahudi, untuk mengisolasi daerah itu dari daerah lain di sekitarnya.
Sebagaimana dilansir Maan (19/9), Ketua Komite Antipemukiman di kamp pengungsi Shu’fat, Khader Salamah, mengatakan bahwa Israel telah mendirikan tempok-tembok beton setinggi 9-12 meter di sekitar pos pemeriksaan yang ada di pintu masuk kamp pengungsiannya, sehingga mengisolasi daerah Ras Al-Khamis.
Tembok beton akan menambah penderitaan 15.000 penduduk Palestina yang tinggal di kamp tersebut, terutama kaum manula, warga yang sakit serta anak-anak sekolah, kata Salamah.
Israel akan membangun tembok beton itu hingga ke daerah Dahiyet As-Salam, Ras Shahadah, dan Anata. Sehingga akan memenjara kehidupan tidak kurang dari 40.000 warga Palestina.
Salamah mengatakan, penduduk telah meminta agar pengacara Dani Zaidman melakukan tuntutan hukum terhadap pemerintah Israel yang melakukan pembangunan di atas tanah milik warga Palestina.
Pihaknya juga akan segera melaporkan hal itu kepada Presiden Mahmoud Abas dan Departemen Perundingan di PLO.
Israel sudah mencapai tahap akhir pembangunan sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk kamp pengungsi Shu’fat, yang serupa dengan pos pemeriksaan utama di sekitar tembok pembatas Qalandiya dan Hizma.
Selama libur hari raya Yahudi Yom Kippur pada Jumat dan Sabtu lalu, Israel mendatangkan semen dan blok-blok beton untuk jalan di pintu masuk beberapa kawasan di Yerusalem, termasuk Al-Isawiya, timurlaut Yerusalem, dan Sur Bahir di sebelah selatan.
Seorang tenaga medis Mohammad E’Beid melaporkan, bentrokan cukup besar terjadi di Al-Isawiya pada hari Kamis (17/9) yang menyebabkan 9 warga Palestina terluka, termasuk seorang paramedis. Enam orang Palestina lainnya ditahan Israel. [di/maan/hidayatullah.com]