Hidayatullah.com–Kabar menyedihkan kembali datang dari Pelajar Indonesia di Mesir. Beberapa mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir kembali menjadi korban perampokan. Kasus kriminal yang menimpa mahasiswa dan pelajar Indonesia Yang terbaru adalah musibah yang dialami para mahasiswa asal Indonesia di Kota Nasr, yang terjadi pada hari Jumat, (22/12/2017), Subuh waktu setempat.
Kontrakan mahasiswa asal Indonesia disantroni 7 orang berpakaian hitam dengan menggunakan senjata tajam memaksa masuk sebuah rumah mahasiswa yang dihuni 13 orang WNI.
Para perampok itu menodong parang dan mengambil paksa barang-barang berharga dari peghuni rumah itu
Situasi keamanan di Mesir terkait keamanan mahasiswa asing memang semakin memburuk. Kriminal dan tindak kejahatan yang menyasar pelajar dan mahasiswa asal Indonesia dan Melayu sudah tidak terhitung jumlahnya. Duta Besar (Dubes) RI untuk Republik Arab Mesir, Helmy Fauzy yang kami hubungi belum ada jawaban. Termasuk staf konsuler. Alhamdulillah, redaksi berkesempatan mewawancarai Muhammad Tubagus Hishnu, salah satu mahasiswa yang menjadi korban perampokan tersebut. Inilah petikan wawancaranya;
Bisa Anda ceritakan kronologi kejadiaanya?
Kejadian itu terjadi ba’da Subuh, sekitar pukul 05.45, ketika teman saya Ade Rizal sedang membaca buku di ruang tamu, ia mendengar suara tralis yang dibuka paksa. Ia pun mengintip keluar dari lubang pintu, ternyata ada kurang lebih 7 orang bersenjata tajam sedang memaksa masuk kerumah kami.
Baca: WNI dan Warga Malaysia Sering jadi Korban Kejahatan di Kairo
Ade langsung berteriak memberitahu kami bahwa ada perampok di rumah yang berjumlah 3 kamar ini. Kamar saya berjumlah 3 orang dan 2 kamar lainnya masing-masing berjumlah 5 orang. Belum selesai Ade memberitahu, para perampok itu sudah berhasil menerobos masuk rumah ini.
Terus?
Mereka memaksa mengambil semua barang berharga kami sambil mengancam dengan parang. Kami sudah berusaha melawan semampunya hingga beberapa diantar kami terluka. Kepala saya terkena sabetan parang hingga robek sekitar 4 senti meter, Aizil teman sekamar saya terluka dibagian sikunya karena berusaha melawan, dan Ade Rizal juga terluka dibagian punggungnya.
Baca: Kronologi Penahanan Mahasiswa Indonesia di Mesir versi PPMI
Apa saja yang mereka ambil?
Setelah mengancam kami dengan hunusan parang, mereka berpencar kabur membawa barang-barang dari 11 orang diantara kami.
Mereka ambil 7 laptop, 6 handphone, 2 kamera, 1 jam tangan dan sejumah uang.
Sudah lapor kemana saja?
Alhamdulillah, kami sudah mendapatkan kunjungan dari Presiden PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia), lalu juga dikunjungi oleh ATDIK KBRI, Bapak Utsman Sihab serta dibantu pengacara dari KBRI untuk membuat BAP ke pihak kepolisian, dan laporan tindak pencurian.
Apa tindakan aparat Mesir?
Tindakan aparat Mesir untuk sekarang baru dalam proses laporan BAP, nanti kita lihat perkembangannya, apakah kasus ini akan diusut hingga tuntas sehingga tak ada lagi korban dari warga Indonesia ataupun warga negara lainnya, ataukah hanya sebatas masuk telinga kanan, keluar telinga kiri? Wallahu a’lam.
Menurut Anda, bagaimana keamanan para pencari ilmu di Mesir?
Saat ini situasi kenyamanan untuk belajar di Mesir ini memang agak bermasalah, baik masalah dari pihak berwajib serta rawannya perampokan dari kelompok kriminal.
Baca: Kisah Mahasiswa Indonesia Ditahan di Sel 2 x 2 Meter berisi 13 Belas Orang
Dari pihak berwajib mereka sering melakukan pemeriksaan visa, dan masalahnya kita juga memerlukan waktu yang lama dalam pengurusannya.
Sebenarnya menurut saya boleh jadi diplomasi antara Indonesia dan Mesir kurang. Saya sangat berharap kepada KBRI terutama Pak Dubes agar segera mencari solusi untuk keamanan dan kenyamanan warga Indonesia yang di Mesir baik pelajar, mahasiswa bisa nyaman tinggal di Mesir, tanpa adanya ketakutan dari pihak kepolisian dan pelaku kriminal. Jangan sampai ada korban yang lebih parah.
Bagaimana tanggapan Anda soal ketegasan KBRI terkait keamanan mahasiwa kita?
Menurut saya KBRI masih sangat kurang tegas untuk menyikapi masalah yang sudah menjadi momok bagi para pelajar di Mesir. Harusnya KBRI mampu menyelesaikan ini dengan mudah. Jika bukan karena bantuan PPMI dan Syeikh Abul Qosim yang mana membantu kita langsung bertemu kepala kepolisian, niscaya tak akan pernah selesai masalah ini. Tetapi berkat bantuan beliau dalam waktu 1×24 jam sudah tertangkap 3 orang pelaku. Terimakasih.*/Sirajuddin Muslim