Hidayatullah.com–Liga Arab mengecam dan menolak ide Amerika Serikat untuk menempatkan tentara Israel di wilayah Palestina sebelah timur. Wilayah itu, merupakan area perbatasan Palestina dengan Israel.
Ide AS itu, juga dianggap menjadi tantangan berat untuk mewujudkan perundingan damai Palestina dengan Israel yang telah dirintis sejak Juli 2013 lalu.
Pada pertemuan darurat yang digelar Presiden Palestina Mahmud Abbas, pada Sabtu (21/12/2013), Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil Elaraby, mengatakan, Liga Arab tidak bisa menerima gagasan penempatan pasukan Israel di wilayah Palestina pada masa mendatang.
Dalam sebuah laporan yang diperoleh Reuters, AS hendak menempatkan pasukan Israel di wilayah Palestina yang berbatasan langsung dengan Israel dengan dalih menjaga keamanan.
”Ekspansi (tentara) Israel atas tuntutan keamanan, dan dijamin dengan pengawasan terus-menerus dari Lembah Yordan, demi keamanan,” bunyi laporan itu dikutip Sindonews.
Sumber-sumber di Pemerintah Palestina, telah merinci rencana AS untuk menempatkan militer Israel selama 10 tahun ke depan di wilayah Palestina untuk mencegah para militan bersenjata memasuki Tepi Barat.
Blokade Zalim
Di saat yang sama, Dewan Menlu Arab juga menyerukan pembebasan blokade zalim yang diberlakukan terhadap Jalur Gaza yang kini seudah memasuki tahun yang ke tujuh secara berturut-turut.
Dalam pernyataan penutupan pertemuan darurat yang diadakan di kantor Liga Arab, Sabtu (21/12/2013), Menlu Arab menegaskan sikap Arab yang mendukung pembebasan penuh blokade Zionis atas Jalur Gaza dan keharusan merealisasikan rekonsiliasi Palestina segera dan atas dasar perjanjian Kairo dan Doha yang telah ditandatangani.
Dewan Menlu Arab juga menegaskan komitmennya mendirikan negara Palestina merdeka di seluruh tanah Palestina yang diduduki penjajah Zionis tahun 1967 dengan ibukota al Quds Timur.*