Hidayatullah.com– Penulis buku Nalar Politik Rente, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku khawatir bahwa budaya rente dalam politik cenderung membuat maraknya politik dinasti (politik dikuasai keluarga tertentu).
Hal itu, menurutnya, disebabkan pasar politik yang tidak kompetitif, sehingga yang bisa masuk adalah mereka yang punya modal saja.
“Yang bisa bertarung adalah mereka yang punya ‘darah ningrat’ secara politik. Yang lain susah masuk pasar politik kita,” ujarnya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, baru-baru ini.
Dengan itu, kata Dahnil, pasar politik Indonesia adalah pasar politik yang oligopoli. Karena ada beban berupa uang atau modal.
Baca: Pemuda Muhammadiyah Rilis Penelitian Praktek Rente Jabatan di Birokrasi
“Itu realitasnya. Kompetisinya bukan ide dan gagasan, mau sepintar apapun kalau tidak punya uang, good bye. Orang-orang pintar dan berintegritas tidak laku, karena yang laku adalah orang punya uang. Dan itu ciri-ciri nalar politik rente,” jelas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pasar politik demikian, terangnya, menutup ruang bagi mereka yang berkualitas. Dan justru membuka ruang bagi kelompok politisi yang memiliki uang bahkan cenderung dikuasai lingkaran kerabat tertentu.*
Baca:Dahnil Pemuda Muhammadiyah Luncurkan Buku “Nalar Politik Rente”