Hidayatullah.com–Presiden Suriah Bashar al-Assad mengunjungi tentara Suriah yang bertugas di Ghouta Timur Ahad, (18/03/2018) waktu setempat.
Assad memuji kemajuan pemerintah dalam perang tujuh tahun Suriah dengan memfilmkan dirinya mengemudi untuk menemui tentara garis depan di dekat Damaskus, membuat sebuah video perjalanan dari pusat kota ke daerah-daerah yang baru-baru ini direbut kembali.
“Jalan terbuka … semuanya berjalan sekarang di kota dan di Suriah,” katanya di video tersebut, menggambarkan sebuah jalan yang sebelumnya telah dipotong para tembakan penembak jitu dan mengatakan bahwa sekarang lebih mudah melakukan perjalanan keliling negeri.
Kunjungan Bashar al Assad menemui pasukan garis depan dan orang-orang yang baru-baru ini mengungsi dari Ghouta timur menunjukkan kepercayaannya pada upaya tentara rezim ‘menciptakan keamanan’ di lokasi tempur tersebut.
Assad memuji kemajuan pemerintah dalam perang tujuh tahun, dengan memfilmkan dirinya sedang mengemudi menemui tentaranya di garis depan di dekat Damaskus, membuat sebuah video perjalanan dari pusat kota ke daerah-daerah yang baru-baru ini telah dikuasai tentaranya.
Video yang dirilis setelah melakukan perjalanan Ahad malam, menunjukkan ia sedang berkacamata hitam di kemudi mobil Honda-nya, berbicara tentang kekuatan rezim keji ini yang katanya semakin meningkat.
Baca: Issam Zahr al-Deen, Jenderal Terkejam Bashar al Assad, Tewas
AFP mengutip stasiun penyiaran Suriah menampilkan gambar Bashar al Assad berkemeja dan memakai jaket dikelilingi pasukan tentara dengan terlihat beberapa tentara duduk atas tank di bagian Ghouta Timur yang tidak dipastikan tempatnya.
Bashar al Assad dalam rekaman video yang dikeluarkan oleh kantornya mengklaim kepada pasukan bahwa orang-orang Damaskus sangat berterima kasih dan pasti akan menginformasikan anak-anak mereka di masa depan, bagaimana mereka menyelamatkan ibu kota negara bagian tersebut.
Serangan udara dan beberapa serangan lain di Ghouta Timur telah menyebabkan 1.400 warga sipil tewas sejak diluncurkan pada 18 Februari.
Seorang pengamat juga mengatakan serangan itu telah memicu kemarahan internasional.
Sementara itu, pengawas hak asasi Suriah mengatakan saat ini, sekitar 50 warga sipil termasuk 10 anak tewas dalam serangan di Damaskus.
Kantor berita TASS mengutip sebuah pernyataan Kementerian Keamanan Rusia yang mengatakan bahwa ada sekitar 6.000 warga sipil yang meninggalkan Ghouta Timur sejak Ahad pagi.
Baca: Erdogan: Bashar Pemimpin Teroris, Bunuh Satu Juta Warganya
Sementara itu, dalam perkembangan lain, ledakan bom di sebuah gedung berlantai empat di kota Afrin di barat laut Suriah telah menewaskan tujuh warga sipil dan empat milisi oposisi Suriah.
Pasukan telah menghancurkan Ghouta menjadi tiga zona yang terkepung dalam serangan paling berdarah sejak tujuh tahun terakhir itu. Milisi oposisi telah mengalami kekalahan terburuk di Aleppo pada 2016 lalu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Di hari yang sama, Faylaq al-Rahman, sebuah kelompok oposisi utama di kantong Ghouta di bagian selatan mengatakan, mereka sedang bernegosiasi dengan delegasi PBB mengenai gencatan senjata, bantuan dan evakuasi kasus medis darurat. “Kami terlibat dalam mengatur negosiasi serius untuk menjamin keselamatan dan perlindungan warga sipil,” kata Wael Alwan, juru bicara Faylaq al-Rahman yang berbasis di Istanbul.
“Poin terpenting dalam negosiasi adalah gencatan senjata, memastikan bantuan untuk warga sipil dan jalan keluar dari kasus medis dan orang-orang yang terluka yang membutuhkan perawatan di luar Ghouta,” ujarnya.
Koordinator residen PBB di Suriah, Ali al-Za’tari memperkirakan sekitar 25.000 orang telah meninggalkan Ghouta timur dalam seminggu terakhir. Warga sipil telah berjalan keluar menuju posisi tentara dengan berjalan kaki, mengangkut barang-barang mereka dengan mereka. Mereka kemudian dipindahkan ke salah satu dari tiga pusat penerimaan tamu.*/Nashirul Haq AR