KRISTENISASI yang hingga sekarang masih terus berjalan dan bergulir dengan barbagai varian dan caranya yang canggih, terkadang masih kurang dipahami dan disikapi secara tepat oleh umat Islam.
Dalam bidang penulisan buku-buku yang ditulis umat Islam mengenai tema kristenisasi misalnya, yang dibahas masih hal-hal yang permukaan dan belum menembus ke arah yang lebih subtansial. Dalam nuansa demikian, buku berjudul “Berebut Indonesia Pergumulan Kultural Misi Kristen dan Dakwah Islam” hendak mengisi kekosongan tersebut.
Buku ini ditulis oleh Arif Wibowo. Intelektual muslim muda ini terlahir di Purworejo 5 Februari 1971. Beliau menyelesaikan S-1 di Fakultas Pertanian pada 1995, dan melanjutkan S-2 di Magister Pemikiran Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penulis yang juga berprofesi sebagai bakul beras ini sempat aktif di berbagai organisasi seperti: GPI (Gerakan Pemuda Indonesia), PBB (Partai Bulan Bintang), dan DDII (Dewan Dakwah Islamiah) Surakarta. Sekarang menjadi Direktur PSPI (Pusat Setudi Peradaban Islam) dan peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS).
Selain menulis buku, beliau juga aktif menulis artikel di berbagai media online.
Buku ini terdiri dari empat belas bab yang tema intinya demikian: Pertama, mengenal Misi Kristen. Kedua, penginjilan di dunia Islam. Ketiga, Nusantara sebelum Kristen datang. Keempat, kedatangan Katolik dan Protestan. Kelima, Abad Misi dari Penginjilan ke Kristenisasi. Keenam, Jawa, Sebuah Eksperimen. Ketujuh, Penginjilan Kebudayaan. Kedelapan, Kebatinan, Penginjilan Jalan Memutar. Kesembilan, Kristenisasi Akar Rumput. Kesepuluh, Merespon dengan Dakwah. Kesebelas, Melanjutkan Dakwah Peradaban. Keduabelas, Perlawanan Muhammadiyah. Ketigabelas, Muhammad Natsir Modus Vivendi dan DDII. Keempatbelas, Nahdhatul ‘Ulama Garda Depan Dakwah Kultural.
Baca: “Mengkristenkan Jawa”
Dalam kata pengantar buku ini, Dr. Adian Husaini (Pembina INSISTS) mengatakan bahwa buku yang ditulis oleh Arif Wibowo ini membahas problem Kristenisasi di Indonesia.
Yang menjadi menarik dari buku ini, dibanding dengan buku-buku lain yang bergenre kristenisasi adalah penulis bukan saja memiliki pengetahuan luas tentang literatur seputarnya, tapi juga melakukan interaksi dan dialog kebudayaan dengan pelaku misi.
Melalui buku ini, pembaca akan dibawa pada suatu kenyataan yang selama ini barangkali belum terpikir, bahwa: misi Kristen yang akrab dikenal orang dengan kristenisasi, ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan.

Menurut pengalaman Arif Wibowo, dalam pendahuluan bukunya, bahwa misi Kristen bukan sekadar prosilitisasi, diakonia atau konversi keagamaan. Lebih dari itu, misi Kristen juga pada tingkat peradaban.
Selain itu, dengan membaca buku ini, pembaca akan dibawa pada konsep inti kristenisasi hingga upaya-upaya mereka secara strategis sampai dalam ranah peradaban yang diperjuangkan di bumi pertiwi.
Sesuai dengan judul buku, bila kita membaca pergumulan kultural misi kristen dan dakwah Islam di Indonesia, maka sebenarnya apa yang dilakukan keduanya adalah berebut Indonesia hingga pada taraf peradaban.
Sejak kedatangannya pertama kali di Nusantara dan kemudian disokong oleh penjajah dan sampai berkembang sedemikian rupa hingga sekarang, umat Islam seharusnya jangan menganggap remeh masalah ini.
Tokoh-tokoh muslim Indonesia seperti Hamka, Natsir, Ahmad Dahlan dulu sudah berusaha mengatasi problem ini. Sedangkan ormas seperti Muhammadiyah, NU dan DDII misalnya, juga berupaya membendung arus deras kristenisasi dengan caranya masing-masing. Lalu bagaimana dengan umat Islam sekarang?
Penyajian buku dengan bahasa populer membuat buku ini gampang dicerna dan dipahami. Meski tema-tema yang diangkat kadang-kadang hal yang serius dan berbobot, namun karena kepiawaian penulis dalam mengolah kata, maka isinya menjadi renyah dan gurih untuk dibaca. Bagi siapa saja yang menginginkan bacaan bermutu dan ‘tidak biasa’ terkait kristenisasi maka disarankan membaca buku ini.
Secara umum buku ini berkonten menarik, inspiratif, dan mencerahkan. Hanya saja, adanya kesalahan-kesalahan pengetikan huruf (seperti: pengawasa [hal. 262] seharusnya ‘penguasa’, kecenderingan [hal. 264] harusnya kecenderungan dan lain-lainnya) atau penulisan kata, misalnya: lahirpun [hal. 15] seharusnya dipisah ‘lahir pun’.
Selain itu misalnya: kata yang seharusnya Najasyi pada hal 16 ditulis “Najyasi” (dalam catatan sejarah, Najasyi itu sebutan gelar raja di Habasyah bukan nama raja. Seperti halnya gelar raja di Persia disebut Kisra atau di Romawi disebut Kaisar) dan lain-lain namun masih bisa dimengerti.
Sisi lain yang menurut peresensi kurang begitu bagus dari buku ini adalah cetakan bukunya kurang bagus karena penjilitannya kurang kuat. Pada hal IV misalnya, kertasnya hampir copot karena jilidanya kurang kuat dan ada pula bekas-bekas lem atau apa namanya yang membuat bercak cokelat sehingga terlihat kurang bersih.
Mengingat Kristenisasi juga merambah sampai ke ranah peradaban, di akhir pembahasan (Hal: 264-269) ada beberapa usulan mendesak yang diajukan oleh Arif Wibowo: Pertama, mendesaknya dakwah berbasis riset. Kedua, merajut Islam dengan kebudayaan lokal. Ketiga, penguatan lembaga sosial politik dan kemasyarakatan umat Islam. Keempat, tim dakwah ke kalangan non muslim.
Akhirnya, dengan kehadiran buku berbobot ini, mudah-mudahan umat Islam semakin sadar mengenai kristenisasi. Di samping itu, langkah-langkah yang diambil ke depan untuk menghadapinya lebih strategis dan menyentuh ranah yang jauh lebih subtansial.
Sebagai penutup, kata-kata menarik Dr. Husaini dalam pengantar (Hal: XIV) ini bisa direnungkan, “Umat Islam seharusnya memiliki semangat untuk tidak mau kalah dengan Kaum Kristen dalam berbagai bidang: pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Dengan semangat dan amanh ‘Umat Terbaik’ (khaira ummah), umat Islam dapat memandang Kristenisasi dari ‘kacamata positif’ untuk meningkatkan kualitas umat.” */Mahmud Budi Setiawan
Judul buku : Berebut Indonesia Pergumulan Kultural Misi Kristen dan Dakwah Islam di Indonesia
Penulis : Arif Wibowo
Penerbit : PSPI Publising 2018
Tebal : 280 halaman
Genre : Agama dan Kebudayaan
Harga : 80.000