Hidayatullah.com–Pemilik rumah kos-kosan yang dituduh menjadi tempat melakukan kemaksiatan akhirnya meminta maaf kepada warga perempatan Mampang Jakarta Selatan.
Achmad Machbub dan Syafrifudin Ali sang pemilik bisnis tersebut membantah jika terjadi bisnis prostitusi ditempat itu.
“Izinnya memang kos-kosan lalu kami jadikan kafe,” jelasnya saat bertemu perwakilan masyarakat pada hari Jum’at (24/01/2014).
Menurut Syarifudin, bisnisnya memang murni memfasilitasi kos-kosan putri.
Adapun kafe hanya sebatas pelengkap karena kapasitas rumah yang memang untuk jadi hotel kecilpun bisa. Itulah mengapa ia berpikir untuk membuat kafe yang murni untuk bisnis yang positif.
“Ya itu kalau ada yang mau masak Indomie atau apa kan bisa di bar yang ada di kafe,” jelasnya lagi.
“Kami bukan anak kecil, semua orang tahu kalau ada sebuah bar pasti ada minuman kerasnya,” bantah Fahira Idris yang menjadi juru bicara warga setempat.
Selain masalah bar dan minuman keras, Fahira mengkritisi kepada penghuni kos-kosan yang menghilang. Menurutnya jika memang para penghuni kos-kosan itu orang baik-baik kenapa tidak berani menemui warga dan menjelaskan bahwa mereka berprofesi sebagai mahasiswa atau wanita kantoran.
“Aneh, saat hari Kamis kami berdemo mereka hilang serentak naik ke dalam 5 taksi, inikan berani mereka satu komplotan ngak mungkin anak kos dari kalangan mahasiswa,” jelas Ketua Gerakan Nasional Anti Minuman Keras (GeNAM), ini.
Walaupun sudah meminta maaf, Fahira tetap meminta warga untuk terus memantau keberadaan rumah bermotif abu-abu merah tersebut.
“Saya masih ragu bahwa mereka serius melakukan perubahan bisnis, saya juga pebisnis tidak semudah itu merubah bisnis a ke bisnis b, kami masih waspada,” jelasnya saat ditemui hidayatullah.com kembali pada hari Sabtu, (25/01/2013).*