Hidayatullah.com– Dalang bentrokan di depan Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Ahad (27/01/2019 ) belum juga meminta maaf. Padahal, di antara poin perdamaian pascabentrokan massa PDIP dengan Pemuda Masjid Jogokariyan, pelaku pelemparan masjid harus datang meminta maaf.
Ketua Takmir Masjid Jogokariyan, Muhammad Fanni Rahman, mengatakan, kesepakatan tersebut sudah disetujui lewat mediasi antara perwakilan PDIP dengan pihak Takmir Masjid Jogokariyan.
Akan tetapi, baru Ketua PAC PDIP Mantrijeron, Junianto, yang telah meminta maaf selaku wakil PDIP. Sedangkan penggerak pelemparan batu belum menampakkan dirinya juga.
Ia mengatakan, permintaan maaf dari dalang bentrokan itu tujuannya agar permasalahannya selesai dan pihak Masjid membutuhkan hal itu.
“Karena apa? Untuk meredam situasi. Sesepuhnya (PAC PDIP Mantrijeron) sudah minta maaf. Tapi pelaku penggeraknya belum, satu orang saja cukup, harus minta maaf,” kata Fanni kutip Indonesiainside.id di Yogyakarta, Rabu (30/01/2019).
Baca: Bentrokan di Masjid Jogokariyan, PDIP Mantrijeron Minta Maaf
Ia mengatakan, Pemuda Masjid Jogokariyan tahu siapa-siapa saja pelaku penyerangan tersebut.
“Ini isu sensitif berbeda dengan kejadian yang lain. Kami juga enggak mau dibawa ke urusan politik. Karena pelakunya juga teman-teman sudah tahu orang-orangnya itu,” tuturnya.
Fanni mengatakan, ada klausul perdamaian itu mewajibkan pelaku pelemparan batu ke Masjid Jogokariyan untuk meminta maaf. Agar masalah ini tidak dikaitkan dengan kepentingan politik tertentu, dan merembet kemana-mana, memang sebaiknya klausul permintaan maaf pelaku penyerangan dilaksanakan.
Fanni memastikan ada aksi pelemparan batu ke arah masjid oleh peserta konvoi. Saat itu, tuturnya, pengurus masjid sedang melakukan pemilihan takmir. Sejumlah jamaah juga berada di masjid untuk kegiatan pembagian sembako.
“Kemarin kami sedang acara pemilihan takmir, salah satu rangkaiannya itu pengajian dan pembagian sembako untuk orang yang kurang mampu,” ujar Fanni.
Begitu pengajian selesai, tiba-tiba dari arah barat ada pelemparan batu. “Saya pada waktu itu pas di rumah bapak di depan masjid. Ibu-ibu (teriak) enggak bisa pulang, akhirnya saya ke depan untuk melerai,” lanjutnya.
Baca: Aksi Kekerasan Kader PDIP di Bogor, Kapolri Dituntut Usut Tuntas
Pelemparan batu tersebut berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB. Dengan membabi buta para pelaku melemparkan batu ke arah masjid.
“Mereka pakai motor, ada yang lari melempari (batu), bawa sajam, ada yang bawa pedang, ada yang celurit, ada besi, macam-macam. Karena banyak kita enggak tahu. Saya saja mau kebacok, mau kelempar batu,” ungkapnya.
Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa ini. Adapun lemparan batu ke arah masjid hanya mengenai pagar dan tenda pengajian yang terpasang persis di depan masjid. Tidak ada fasilitas masjid yang rusak.
“Banyak (lemparan batu) sampai kena tenda. Untungnya waktu itu pas jamaah bubar. Kemudian teman-teman pemuda masjid pada kumpul untuk mengusir mereka sampai mereka keluar dari kampung,” tuturnya.
Fanni mengaku tak tahu penyebab massa simpatisan parpol tersebut menyerang masjid. Namun untuk menjaga agar situasi tetap kondusif, akhirnya Takmir Masjid dengan tokoh simpatisan parpol tersebut sepakat berdamai.
Baca: Berakhir Damai, Ini Kronologi Bentrokan Massa DPIP-Pemuda di Jogokariyan
Sementara itu, PDIP membantah massa pendukungnya melempar Masjid Jogokariyan Yogyakarta. “Kita tidak pernah menyerbu yang namanya Masjid Jogokariyan,” klaim Sekretaris DPD PDIP DIY, Yuni Satia Rahayu.
Yuni malah balik mempertanyakan peran aparat kepolisian dalam pengamanan konvoi peserta Deklarasi Dukung Jokowi.
“(Kasus) Jogokariyan, kawan-kawan ini kan sudah dapat izin dari Polda untuk pelaksanaan kegiatan (deklarasi) kemarin. Tetapi peran polisi dimana? Kenapa masih banyak anak-anak kita yang kemudian jadi korban,” kata Yuni mengklaim.
“(Informasi) bahwa ada penyerbuan ke masjid itu hoax. Karena kita tahu semua yang namanya PDI Perjuangan dengan yang baju hijau di situ itu sudah lama permasalahannya,” lanjutnya.
Baca: Instruksi HRS: Tenggelamkan Parpol Pendukung Penista Agama
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, Ketua DPC PDIP Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Junianto, meminta maaf kepada semua pihak terutama jamaah Masjid Jogokariyan karena massa PDIP telah membuat keributan di seputaran masjid usai kegiatan deklarasi dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, Ahad (27/01/2019), di Jalan DI Panjaitan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, tepatnya di samping Masjid Jogokariyan.
“Saya sebagai yang dituakan di DPC PDIP Mantrijeron apabila ada suatu hal yang salah di antara temen kita kepada jamaah Masjid Jogokariyan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya,“ kata Junianto kutip, Senin (28/01/2019).
Junianto juga berjanji akan mempertemukan biang kerusuhan yakni Kelinci (warga PDIP) dengan pihak jamaah Masjid Jogokariyan untuk meminta maaf.
“Saudara Kelinci akan saya hadirkan secepatnya bertemu dengan jamaah Masjid Jogokariyan,” lanjutnya.*