Hidayatullah.com– Anggota Komisi I DPR RI, Toriq Hidayat, mengkritik Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu yang menyerang Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) dengan tuduhan Anti-Semitisme.
Peristiwa ini terjadi setelah ICC menyatakan akan melakukan investigasi kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina.
“ICC merupakan organisasi internasional yang harus dihormati oleh setiap negara, dan tidak sepatutnya Israel memberikan tuduhan yang tidak berdasar seperti itu,” ujar Toriq dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pada Selasa (24/12/2019) diterima hidayatullah.com.
Baca:Uskup Agung Palestina yang Kritis Terhadap Israel Diracun
Ia juga berpendapat bahwa rencana ICC tersebut tentunya telah didasari pertimbangan dan fakta-fakta yang kuat.
“Keberpihakan ICC pada Palestina menjadi bukti bahwasanya memang ada kejahatan kemanusiaan yang selama ini dilakukan oleh Israel,” tegas anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Barat 11 ini.
Lebih jauh lagi, anggota Komisi I DPR ini juga mengimbau seluruh negara di dunia untuk mendukung ICC dalam melakukan investigasi terhadap Israel dan menyeret para pelaku kejahatan kemanusiaan ke pengadilan.
Ia menilai, negara-negara di dunia perlu memandang posisi ICC sebagai organisasi yang memiliki legitimasi hukum di tingkat internasional.
“Sebagai bentuk komitmen terhadap perjuangan bangsa Palestina, Indonesia juga harus mendukung penuh rencana penyelidikan ini,” pungkasnya.
Baca: Penjajah telah Menangkap 3.750 Orang sejak Trump Mengumumkan Yerusalem Ibu Kota ‘Israel’
Sebagaimana disebutkan, Ketua Jaksa Penuntut ICC Fatou Bensouda mengungkapkan bahwa ICC akan melakukan investigasi terkait dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel di wilayah Palestina pada Jumat (20/12/2019).
Pengumuman ini juga merupakan kelanjutan dari penyelidikan awal terhadap kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel sejak tahun 2014.
Sebagai respons dari rencana tersebut, Perdana Menteri Israel menuduh ICC sebagai Lembaga yang anti-semit karena dianggap menyudutkan negaranya.*