Hidayatullah.com—Sebanyak 4,4 ton paket kokain yang ditempatkan di dalam kontainer tepung kedelai yang akan dikirim ke Togo telah disita di Montevideo. Uruguay belakangan semakin sering dijadikan jalur pengiriman narkoba dari Amerika Selatan dengan tujuan Afrika dan Eropa.
Angkatan Laut Uruguay dan aparat pabean mengatakan citra hasil pemindaian menunjukkan keanehan tersembunyi yang mendorong mereka untuk memeriksa kontainer pertama, di mana kokain seberat lebih dari 4 ton itu ditemukan.
Kontainer-kontainer lain kemudian juga dibuka, dan menurut polisi, apabila keempat kontainer itu menyimpan kokain sejumlah yang sudah disita, maka totalnya bisa mencapai sekitar 15 ton, lansir DW Jumat (27/12/2019).
AL Uruguay dalam sebuah pernyataan menggambarkan penyitaan itu sebagai “pukulan terkeras bagi perdagangan narkoba sepanjang sejarah negara kami.”
Tepung kedelai, yang akan dikirim ke Lome, Togo, di bagian barat Afrika, sudah dimuat kembali hari Selasa lalu di sebuah pertanian di daerah Soriano di bagian barat daya Uruguay.
Koran Uruguay El Observador mengutip keterangan Direktur Pabean Uruguay Jaime Borgiana yang mengatakan bahwa aparat lembaganya memburu para tersangka.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa pihak berwenang menanyai pemilik perusahaan tepung kedelai dan sopir-sopir truk yang membawa barang itu ke pelabuhan Montevideo untuk diekspor.
Bulan Agustus, sebanyak 4,5 ton kokain dari Uruguay disita di pelabuhan Hamburg, Jerman, setelah kedatangan kapal kontainer. Nilai jual narkoba yang disita di jalanan sekitar €1 miliar.
Bungkusan-bungkusan kokain yang mencapai 4.200 paket disembunyikan di dalam 211 tas olahraga di dalam kontainer yang dikapalkan sebagai kacang kedelai.
Di Amerika Selatan, Kolombia, Peru dan Bolivia, dianggap sebagai produsen daun koka terbesar. Daun koka merupakan bahan utama pembuatan kokain.*