Hidayatullah.com-Media Iran melaporkan lebih dari 300 orang telah tewas dan lebih dari 1.000 dirawat setelah minum alkohol yang mengandung metanol. Mereka beramai-ramai menenggak minuman terlarang ini setelah mendapat berita palsu bahwa metanol diyakini dapat menyembuhkan mereka dari virus corona (COVID-19).
Informasi ‘obat palsu’ telah mulai menyebar secara tidak bertanggung jawab di media sosial di seluruh Iran. Sebuah jejaring sosial pada awalnya melaporkan seorang guru di Inggris pulih dari virus setelah meminum campuran wiski dan madu, kutip APnews.com, Jumat (27/3/2020).
Informasi ini menjadi tidak terkendali ketika seseorang mengklaim bahwa alkohol dapat menyembuhkan dan terhindar dari virus.
“Virus ini menyebar dengan cepat dan banyak orang mati, sehingga banyak yang mulai panik tanpa berpikir panjang,” kata Dr. Knut Erik Hovda, ahli toksikologi klinis di Oslo yang mempelajari keracunan metanol dan kekhawatiran tentang wabah Iran.
Baca: Lebih dari 20 Orang Tewas karena Minuman Miras Bajakan di Iran
Seorang bocah berusia 5 tahun mengalami kebutaan pada matanya setelah orng tuanya memberikan metanol beracun. Bocah tersebut hanya satu dari ratusan korban epidemi yang sedang mencengkeram Iran.
Bahkan sebelum wabah corona, keracunan akibat metanol telah mengambil banyak korban di Iran. Satu studi akademik menemukan keracunan metanol membuat 768 orang sakit di Iran antara September dan Oktober 2018, dan menewaskan 76 orang.
Di Iran, pemerintah mengamanatkan bahwa produsen metanol beracun menambah pewarna buatan pada produk mereka sehingga masyarakat dapat membedakannya dari etanol, jenis alkohol yang dapat digunakan dalam membersihkan luka.
Minum miras di Iran dapat dihukum dengan denda uang tunai dan 80 cambukan. Namun, minoritas Kristen, Yahudi, dan Zoroaster dapat minum minuman beralkohol secara pribadi.
Sementara polisi sesekali mengumumkan larangan alkohol, perdagangan alkohol tidak beracun juga berlanjut. Arak Iran yang dibuat secara lokal dari kismis yang difermentasi, yang dikenal sebagai Aragh sagi, dijual seharga 10 AS Dolar /1,5 liter. Vodka impor dijual seharga 40 AS Dolar per botol.
“Setiap tahun selama Nowruz, atau liburan Tahun Baru Persia yang dimulai 21 Maret, pelanggan saya berlipat ganda,” kata Rafik, seorang Iran-Armenia yang membuat vodka di ruang bawah tanah rumahnya di Teheran. “Tahun ini, karena corona, melonjak empat atau lima kali lipat,” katanya dengan menyembunyikan namanya.
Farhad, seorang peminum berat yang menggambarkan dirinya sendiri yang tinggal di Teheran tengah, mengatakan alkohol tetap mudah ditemukan bagi mereka yang mencarinya.
“Bahkan Anda bisa menemukannya ketika Anda berjalan di jalananan,” katanya.
Sejak 1979, 40 pabrik alkohol Iran telah berubah menjadi kebutuhan farmasi dan pembersih. Yang lain dibiarkan begitu saja seperti pabrik alkohol Shams yang ditinggalkan di sebelah timur Teheran.
Tetapi sekarang, di saat beberapa masjid di Iran membagikan alkohol untuk pembersih, para pejabat berencana untuk mulai bekerja lagi di Syams untuk menghasilkan 22.000 liter alkohol 99% sehari.
Republik Islam telah melaporkan lebih dari 29.000 kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 2.200 kematian akibat virus, korban tertinggi dari negara mana pun di Timur Tengah. *