Hidayatullah.com–Partai Keadilan Malaysia yang beroposisi mendesak agar pemerintahan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi membeberkan laporan kesehatan mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang menjadi tahanan.
“Pemerintah selama ini merahasiakan catatan kesehatan Anwar Ibrahim. Ini adalah tugas Abdullah (PM Malaysia) mencabut hal tersebut,” desak Ezam Mohamad Noor, ketua kepemudaan Partai Keadilan.
Desakan itu muncul setelah Ezam mendapatkan laporan bahwa Anwar dilarikan ke rumah sakit karena sakit ginjal. Mantan ketua umum Partai Keadilan tersebut harus dirawat dua hari.
Sankara Nair, pengacara Anwar, menjelaskan bahwa kliennya sulit buang air kecil, bahkan sampai mengeluarkan darah.
Mendengar laporan tersebut, istri Anwar, Wan Azizah, merasa amat prihatin. “Sakit ginjal itu baru kali ini terjadi. Saya sangat khawatir, bisa saja itu berhubungan dengan luka di punggungnya,” ujarnya seperti yang dikutip AFP.
Sampai kini, Anwar menjalani sembilan tahun penjara karena tuduhan tak mengenakkan yakni sodomi. Pengadilannya selalu dikecam pihak internasional, terutama AS dan PBB. Sebab, Anwar dinilai menjadi korban intrik politik.
Selama ini, pemerintah Malaysia merahasiakan catatan kesehatan Anwar. Nair pernah mengajukan permintaan resmi kepada RSU Kuala Lumpur dan menteri kesehatan. Tapi, hingga kini, pemerintah Malaysia tidak merespons permintaan tersebut. “Menurut saya, pemerintah membuang permohonan itu,” ujarnya.
Nair kemudian menceritakan sekilas pertemuannya dengan Anwar minggu lalu. Ketika itu, Anwar tampak sangat sakit. Kesehatannya dilaporkan terus menurun sejak diinterogasi pada September 1998. Waktu itu, dia mengklaim dipukuli kepala polisi Rahim Noor. Akibatnya, Anwar mengalami luka punggung yang cukup parah.
Meski Malaysia dikenal sebagai salah satu anggota negara Asean yang punya sikap tegas terhadap negara Barat terutama Amerika Serikat (AS) namun di dalam negeri sendiri justru dinilai begitu kejam. Selain kasus Anwar, undang-undang yang berperikemanusiaan, ISA dinilai sangat tidak manusiawi karena bisa dengan mudah menangkap orang. (afp/jp/cha)