Hidayatullah.com–Pengadilan Mesir pada hari Kamis (10/12/2020) membuka persidangan Mahmud Ezzat, pemimpin tertinggi sementara dari gerakan Islam Ikhwanul Muslimin, kata sumber pengadilan kepada AFP. Ikhwan adakah gerakan Islam paling ditakuti rezim Timur Tengah.
“Sidang diadakan di hadapan Pengadilan Keamanan Negara di Penjara Tora di ibu kota Kairo,” kata sumber itu, tanpa menyebut nama.
Sidang berikutnya ditetapkan pada 4 Januari “karena alasan prosedural”, sumber itu menambahkan. Ezzat, 76, ditangkap pada akhir Agustus di Kairo setelah tujuh tahun dalam pelarian.
Dia telah dijatuhi dua hukuman mati in absentia, serta penjara seumur hidup. Dia dijatuhi hukuman pada tahun 2015 atas tuduhan terkait pembunuhan pejabat militer dan negara.
Sidang yang dibuka pada hari Kamis melihat Ezzat dituduh mengawasi pembunuhan tentara dan pejabat negara, terutama pembunuhan 2015 terhadap mantan Jaksa Agung Hisham Barakat, menurut sumber pengadilan. Dia juga dituduh “mengawasi ledakan kendaraan di depan National Institute for Cancer”, serangan yang menewaskan 20 orang pada Agustus 2019, kata sumber itu.
Dia selanjutnya dituduh memiliki “milisi siber yang diarahkan”. Ezzat, anggota Persaudaraan sejak 1960-an, menghabiskan waktu di penjara di bawah kepresidenan Gamal Abdel Nasser dan Hosni Mubarak, dan telah menjabat sebagai penjabat pemimpin organisasi beberapa kali.
Didirikan pada tahun 1928, Ikhwan memantapkan dirinya pada pertengahan abad ke-20 sebagai gerakan oposisi utama di Mesir, serta di negara-negara lain di kawasan itu. Tapi gerakan itu dihapuskan dari lanskap politik Mesir pada 2013, setelah masa jabatan singkat satu tahun oleh salah satu anggotanya Muhammad Mursi, yang digulingkan oleh tentara karena protes massa menentang kepresidenannya.
Sejak itu, Mesir telah memenjarakan ribuan anggota dan pendukung kelompok tersebut dan mengeksekusi lusinan, sementara yang lain melarikan diri ke negara-negara yang lebih mendukung gagasan mereka, seperti Qatar atau Turki. Mursi sendiri meninggal saat diadili pada Juni 2019.
Menurut kelompok hak asasi, lebih dari 800 pendukung Ikhwanul Muslimin tewas dalam satu hari pada Agustus 2013 selama demonstrasi di ibu kota. Kairo memasukkan Ikhwan ke dalam daftar hitam sebagai organisasi “teroris” pada tahun 2013, tetapi Ikhwanaul Muslimin secara konsisten menyangkal kaitannya dengan kekerasan.*