Hidayatullah.com—Jam malam selama 10 hari diberlakukan di bagian timur laut wilayah Suriah yang dikuasai pasukan Kurdi dukungan Amerika Serikat guna meredam penyebaran Covid-19 di daerah yang berbatasan dengan Turki dan Iraq tersebut.
Beberapa pekan terakhir kawasan itu mengalami kenaikan tajam infeksi coronavirus, sehingga rumah sakit dan klinik kebanjiran pasien.
Dilansir Associated Press Selasa (13/4/2021), warga di timur laut Suriah yang dihubungi lewat telepon mengatakan sebagian besar orang mematuhi lockdown, tampak hanya segelintir orang yang berkeliaran di jalan, sementara petugas patroli dan pos pemeriksaan memastikan jam malam Covid-19 itu dipatuhi.
Selain jam malam, semua pos perbatasan antara daerah yang dikuasai pasukan Kurdi Syrian Democratic Forces (SDF) dengan daerah yang dikuasai pasukan pemerintah dan daerah yang dikuasai kelompok-kelompok pemberontak di timur laut Suriah juga akan ditutup.
Jam malam diberlakukan bertepatan dengan hari pertama Muslim di Suriah melakukan puasa Ramadhan. Toko-toko penjual makanan diperbolehkan buka antara pukul 8 pagi dan 5 petang.
Toko roti, apotek, SPBU dikecualikan dari aturan jam malam, sedangkan restoran hanya boleh melayani pembeli yang tidak makan di tempat.
Daerah yang dihuni sekitar 5 juta orang itu hari Senin saja mencatat 201 kasus baru dan 6 kematian, sehingga total infeksi menjadi 12.437 dengan 428 kematian.
“Virus menyebar dengan kecepatan sangat tinggi,” kata Jwan Mustafa, kepala departemen kesehatan di bagian timur laut Suriah, seraya menambahkan bahwa angka infeksi dan kematian Covid-19 sesungguhnya diyakini jauh lebih tinggi.
World Health Organization pada bulan Maret mengatakan pihaknya akan mengawasi program vaksinasi di Suriah dan inokulasi dijadwalkan akan dimulai pada bulan April, dengan target 20% populasi negara itu sudah disuntik vaksin coronavirus pada akhir tahun 2021.*