Hidayatullah.com— Lebih dari seperempat orang percaya Covid-19 kemungkinan merupakan senjata biologis yang sengaja disebarkan oleh negara China. Demikian menurut jajak pendapat baru di Inggris yang menyoroti penyebaran teori konspirasi.
Temuan tersebut dimuat dalam laporan utama oleh kelompok kampanye Hope Not Hate (HNH) yang memperingatkan bahwa munculnya teori konspirasi Covid dan gerakan antilockdown merekrut orang-orang muda ke dalam ide dan gerakan sayap kanan, lapor The Guardian (9/3/2022).
Laporan itu juga mengatakan kesulitan ekonomi di tahun lampau dan kekhawatiran tentang masa depan telah menciptakan lingkungan di mana para pendukung ideologi kanan jauh kembali turun ke jalan.
Jajak pendapat yang sama, dibuat sebagai bagian dari laporan tahunan State of Hate, menyoroti bahwa kepercayaan terhadap demokrasi dan lembaga politik sangat rendah
Sebanyak 1.492 orang disurvei oleh Focaldata pada 25-26 Februari, meskipun masih harus dilihat apakah invasi Rusia ke Ukraina akan mempengaruhi dukungan terhadap nilai-nilai demokrasi.
Lebih dari separuh orang (57%) tidak puas dengan cara kerja demokrasi di Inggris, sementara 58% percaya bahwa terlibat dalam politik adalah “buang-buang waktu karena tidak ada yang berubah”.
Dalam hal bagaimana teori konspirasi telah menyusup ke arus utama, jajak pendapat mendapati 6% responden berpikir bahwa “coronavirus memang benar-benar adalah senjata biologis yang sengaja disebarkan oleh negara China”. Sebanyak 23% berpendapat mungkin memang benar. Temuan tentang jangkauan teori konspirasi ini serupa dengan yang ditemukan di negara lain, meskipun tingkat kepercayaannya bahkan lebih tinggi di negara-negara seperti Amerika Serikat.
Nick Lowles, pimpinan eksekutif Hope Not Hate, berkata: “Setelah bertahun-tahun di belantara politik, krisis yang kita hadapi bersama selama dua tahun terakhir telah mendorong para aktivis sayap kanan yang sinis untuk mengeksploitasi ketakutan kita dan ketidakpastian dan kembali ke cara-cara kampanye tradisional.”
“Pada tahun 2021, kita melihat aktivis sayap kanan berbaris di jalan-jalan, membuat selebaran, dan sekarang mereka bersiap untuk mencalonkan diri dalam pemilihan lokal.”
Sementara Inggris telah “move on” dari Brexit, yang telah memarjinalkan sayap kanan Inggris, Lowles mengatakan sebagian warga telah kehilangan kepercayaan terhadap para pemimpin politik di tengah keraguan terhadap vaksin, muncul penentangan terhadap lockdown, skandal Partygate dan kenaikan biaya hidup.
Semua itu menciptakan lahan subur bagi perluasan ideologi kanan jauh yang dipenuhi kebencian terhadap kelompok yang berseberangan dengan mereka, imbuhnya.*