Hidayatullah.com—Ratusan jamaah Yordania pada hari Rabu naik bus ber-AC menuju Makkah, kata para pejabat. Ini menandai dimulainya perjalanan darat sepanjang 1.900 kilometer menuju salah satu titik terpenting dalam kalender agama Islam dan Rukun Islam Kelima untuk menunaikan ibadah haji (bagi yang mampu).
Data resmi menunjukkan bahwa dari kuota 8.000 jamaah Yordania, dua pertiganya akan melakukan perjalanan menuju kota Makkan dengan bus selama dua hari ke depan. Dan sisanya akan melakukan perjalanan dengan pesawat minggu depan.
Seperti biasa, mayoritas jamaah Yordania tahun ini adalah lansia, dengan 1.700 di antaranya lahir pada tahun 1946 atau sebelumnya, lapor The National News. “Haji itu tidak mudah. Butuh kerja sama semua orang untuk menyukseskannya,” kata Menteri Agama Yordania Mohammad Al Khalaileh.
Jamaah dari seberang Yordania telah berbondong-bondong ke pos pemeriksaan di daerah gurun Jiza di selatan Amman, di mana bus mereka menjalani pemeriksaan teknis sebelum menuju ke tempat berkumpul lain di kota Ma’an.
Dari sana, bus berangkat menuju perbatasan Al Mudawara yang melintasi Arab Saudi dalam rombongan 10 orang, untuk menghindari kemacetan. Jamaah pertama diperkirakan akan menyeberang ke Arab Saudi pada Rabu malam.
Kepala Badan Pariwisata dan Haji di Yordania, Abu Khaled, mengatakan bus terakhir akan berangkat pada Jumat. Setiap warga Yordania yang berencana untuk menunaikan ibadah haji harus mendaftar ke badan haji, yang akan memberikan sesi orientasi bagi jamaah haji sebelum mereka berangkat ke Makkah.
Badan tersebut menugaskan dua anggota staf untuk menemani masing-masing dari 35 jamaah. Tahun ini, 2,6 juta orang dari seluruh dunia diperkirakan akan menunaikan ibadah haji.
Tiket pesawat pulang pergi dari Amman ke Jeddah selama musim haji harganya hampir US$1.000. Harganya dua kali lipat dari ongkos bus dari Amman ke Makkah sehingga menjadikan perjalanan darat pilihan paling populer untuk perjalanan haji dari Yordania. Untuk diketahui, pendapatan per kapita di kerajaan itu $4.100 tahun lalu, menurut catatan Bank Dunia.*