Hidayatullah.com—Penyakit jantung menjadi penyebab kematian utama secara global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2030, sekitar 23,6 juta orang akan terkena penyakit jantung kronis di seluruh dunia.
Para ahli mengatakan, yang paling mengkhawatirkan adalah penyakit jantung kini tidak lagi hanya menyerang orang lanjut usia seperti dulu, tetapi kini menyerang orang di semua kelompok umur, termasuk kalangan muda.
Konsultan Jantung di Sunway Medical Centre, Malaysia, Dr. Patrick Tiau mengatakan, berdasarkan data terbaru di Malaysia, usia rata-rata pasien serangan jantung adalah antara 50 dan 60 tahun. Namun, ada peningkatan jumlah kasus yang melibatkan individu berusia 30-an dan 40-an.
“Studi terkini menunjukkan bahwa penyakit jantung meningkat di kalangan orang muda, dan pada kenyataannya, siapa pun dapat mengalami masalah jantung, tanpa memandang usia,” ungkapnya kepada Bernama baru-baru ini.
Menurut data terbaru dari Basis Data Kardiovaskular Nasional (NCVD), usia rata-rata pasien serangan jantung di Malaysia adalah 57 tahun, lebih muda dibandingkan dengan pasien di negara maju.
Yang lebih memprihatinkan NCVD melaporkan sekitar 24 persen pasien serangan jantung berusia di bawah 50 tahun. Dr Patrick mencatat bahwa kondisi jantung paling umum yang menimpa orang-orang ini meliputi penyakit jantung iskemik dan serangan jantung.
“Penyakit jantung iskemik terjadi ketika terjadi kekurangan pasokan darah ke jantung. Hal ini biasanya disebabkan oleh arteriosklerosis, yaitu penumpukan plak kolesterol atau lemak di pembuluh darah, yang menyebabkan penyempitan progresif,” kata Patrick.
“Gejalanya hampir sama dengan serangan jantung, tetapi penyakit jantung iskemik biasanya terjadi secara bertahap dan progresif, di mana aliran darah ke jantung berkurang seiring waktu. Pasien sering mengalami tanda-tanda seperti nyeri dada dan sesak napas, terutama saat berolahraga,” jelasnya.
Dr. Patrick mengatakan serangan jantung terjadi ketika aliran darah tersumbat sepenuhnya, yang menyebabkan kerusakan atau kematian sel-sel jantung.
“Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau tidak terduga, di mana individu tersebut mungkin sebelumnya tidak mengalami gejala apa pun (umumnya terkait dengan penyakit jantung) atau mungkin dianggap dalam keadaan sehat,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa sangat penting bagi setiap orang untuk memperhatikan kesehatan jantung mereka sejak usia muda dan memastikan bahwa kesejahteraan mereka secara keseluruhan terjaga pada kondisi terbaiknya.
Gaya Hidup
Lebih lanjut, Dr. Patrick mencatat bahwa ada beberapa faktor yang membuat kaum muda berisiko terkena masalah jantung, salah satu faktor signifikan adalah gaya hidup yang tidak sehat.
“Gaya hidup tidak sehat, termasuk merokok, yang telah menjadi tren yang mengkhawatirkan di kalangan remaja, membuat seseorang lebih mungkin terkena penyakit jantung.
“Orang-orang sering percaya bahwa merokok hanya menyebabkan masalah pernapasan dan kanker paru-paru, tetapi sedikit yang menyadari bahwa perokok rutin memiliki kemungkinan dua hingga empat kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung,” katanya.
Ia menjelaskan, hal itu dikarenakan nikotin yang ada di dalam rokok dapat menebalkan dan menyempitkan pembuluh darah, sehingga menyulitkan aliran darah menuju jantung.
Kondisi ini, katanya, berpotensi menyebabkan bagian tubuh seseorang menjadi lumpuh dan bahkan dapat berujung pada kematian.
Ia juga mencatat bahwa stres juga berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung di kalangan anak muda.
“Banyak yang tidak menyadari bahwa mereka yang sedang stres sering kali tanpa sadar menerapkan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, makan berlebihan, dan kurang tidur, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka secara keseluruhan dan meningkatkan risiko penyakit jantung kronis,” kata dia.
Oleh karena itu, kaum muda diharap mengelola stres dengan bijak dan menghindari kebiasaan hidup tidak sehat. “Menjaga pola makan sehat sejak usia muda untuk mencegah risiko penyakit jantung,” ujarnya.
Ia menambahkan, kaum muda harus mengedukasi diri tentang masalah jantung, termasuk mengenali gejala-gejala awal. Ini termasuk menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan pemeriksaan jantung komprehensif.*