Hidayatullah.com—Seorang sandera Inggris-Israel yang ditawan pejuang Hamas dan menghabiskan 15 bulan dalam penyanderaan diakui dalam kondisi kesehatan yang jauh lebih baik dari yang diharapkan, demikian pengakuan sang ibu, setelah anaknya kembali ke keluarganya sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Emily Damari (28 tahun), berpose untuk foto dengan tangan yang diperban di fasilitas militer ‘Israel’ beberapa jam setelah dibebaskan pada hari Ahad (19/1/2025) dan kemudian menggunakan media sosial hari Senin untuk menyatakan bahwa dia adalah “orang paling bahagia di dunia” setelah bersatu kembali dengan keluarganya.
Ibunya, Mandy, mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu membawa Emily pulang dan mengatakan bahwa ia “lega melaporkan” bahwa Emily “dalam kondisi yang jauh lebih baik daripada yang dapat kami perkirakan”.
“Saya juga senang bahwa selama pembebasannya, dunia dapat melihat sekilas kepribadiannya yang bersemangat dan karismatik,” katanya dikutip AFP.
Emily Damari, bersama Romi Gonen, 24, dan Doron Steinbrecher, 31, adalah orang pertama yang dibebaskan oleh Hamas setelah perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada akhir pekan.
Ketiga wanita tersebut berada dalam kondisi yang menurut laporan media Israel “stabil” dan tampak sehat serta berpenampilan menarik saat mereka masuk ke dalam mobil Palang Merah pada hari Ahad.
Ibunya mengatakan dia sekarang membutuhkan waktu bersama orang-orang yang dicintainya dan dokter saat dia memulihkan diri dari cobaan yang dialaminya.
“Akan memakan waktu beberapa hari lagi untuk menyelesaikan semua pemeriksaan yang dibutuhkan,” kata Dr. Sefi Mendelovich, Wakil Direktur Jenderal Kesehatan di Sheba Medical Centre di Ramat Gan, tempat para sandera yang dibebaskan dirawat.
Meirav Leshem Gonen, ibu Romi, mengatakan dia “mengambil waktu sejenak untuk menghirupnya dan mempercayai kenyataan baru ini”.
Ibu Gonen mengatakan “realitas barunya” perlu juga diwujudkan bagi 94 sandera yang tersisa dan keluarga mereka.
Ia menambahkan bahwa dirinya berada dalam “realitas alternatif, terputus dari dunia luar, di mana tidak ada yang ada selain keluarga”.
“Setelah 471 hari yang tak tertahankan, Dodo kesayangan kami akhirnya kembali ke pelukan kami,” kata keluarga Doron Steinbrecher.
Doron Steinbracher bersama ibunya di lokasi yang dirahasiakan di “Israel” setelah pembebasannya sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, kutip AFP.
Belum banyak diketahui tentang kondisi para sandera lain yang ditawan pejuang Hamas sejak 7 Oktober 2023 selama setahun terakhir. Beberapa ada yang telah meninggal dalam penahanan oleh bom “Israel’ sendiri, sementara status yang lain tidak pasti.
Media “Israel” melaporkan bahwa Hamas memberikan cinderamata kepada tiga tahanan wanita Israel, termasuk peta Jalur Gaza, foto-foto tahanan wanita selama penahanan mereka, dan “sertifikat penghargaan kelulusan”.
Ini bukan pertama kalinya gerakan perlawanan dan pembebasan Masjid Al-Aqsha ini menunjukkan perlakuan manusiawi terhadap para tahanan “Israel”, dalam pertukaranan tawanan sebelumnya, pada November 2023. Hal ini berbeda dengan perlakukan penjajah terharap tahanan Palestina di penjara ‘Israel.*