Hidayatullah.com— Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, pada Kamis (19/6/2025) mengadakan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran, Dr. Abbas Araghchi, di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan ‘Israel’.
Dalam percakapan tersebut, Safadi menyatakan kecaman keras Yordania terhadap agresi militer ‘Israel’ yang menyasar sejumlah wilayah dan fasilitas strategis di Iran.
Menurut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Yordania yang dirilis Kamis malam, Safadi menegaskan bahwa “agresi ‘Israel’ terhadap Iran merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan mengancam stabilitas kawasan.”
“Kami menolak segala bentuk tindakan militer yang dapat memperluas lingkaran konflik di kawasan yang telah lama tertekan akibat krisis,” ujar Safadi dalam panggilan tersebut, seperti dikutip dari kantor berita Petra News Agency, Kamis (19/6).
Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik antara Iran dan ‘Israel’ dapat menyeret lebih banyak negara di Timur Tengah dan memperparah situasi kemanusiaan serta ekonomi global.
Safadi juga menekankan komitmen Yordania terhadap penyelesaian damai dan pentingnya semua pihak menahan diri serta menghindari tindakan provokatif.
“Kami menyerukan semua pihak untuk mengutamakan dialog dan diplomasi guna menghindari eskalasi lebih lanjut,” tambah Safadi.
Dalam sambutannya, Menlu Iran Dr. Abbas Araghchi menyampaikan apresiasi atas dukungan dan solidaritas dari Yordania. Ia menegaskan bahwa Iran akan terus menggunakan saluran diplomatik untuk menuntut akuntabilitas atas serangan yang dilakukan ‘Israel’, serta mempertahankan kedaulatan dan haknya di bawah hukum internasional.
Panggilan tersebut mencerminkan posisi Yordania yang semakin vokal dalam menyerukan de-eskalasi dan perlindungan terhadap norma-norma hukum internasional, khususnya di tengah meningkatnya intervensi militer dan ketegangan geopolitik di kawasan.
Sejak awal krisis, Yordania telah mengutarakan kekhawatirannya terhadap potensi perluasan konflik serta menyerukan komitmen komunitas internasional dalam menegakkan Piagam PBB dan mencegah pelanggaran kedaulatan negara.
Pertemuan virtual antara kedua menteri luar negeri ini menjadi bagian dari upaya diplomatik regional yang semakin intens untuk menahan laju konflik dan menghindari konfrontasi berskala luas di Timur Tengah.
Sebelum ini, Angkatan Udara Kerajaan Yordania (RJAF) serta sistem pertahanan udara menembak jatuh puluhan drone dan rudal Iran melancarkan serangan balasan ke arah ‘Israel’ (sekitar 100–300 peluru).
Beberapa serpihan jatuh di wilayah Yordania, namun terjadi cedera ringan dan tanpa kerusakan besar.
Warga Yordania banyak yang kecewa, melihat tindakan pemerintah sebagai “melindungi ‘Israel’”, terutama karena genosida Gaza sedang terjadi.
Pemerintah menegaskan intersepsi tersebut adalah tindakan membela kedaulatan Yordania, tidak dipicu tekanan eksternal, melainkan bagian dari keamanan nasional.*