Hidayatullah.com–Sejatinya bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis multidimensional yang sangat parah. Bahkan krisis itu belum pernah dialami Indonesia 50-60 tahun yang lalu. Dan, untuk menyembuhkan krisis yang dinilai sudah sangat akut ini, akan membutuhkan waktu selama 2 abad lamanya.
Demikian konklusi yang disampaikan budayawan dan sastrawan Indonesia DR. (HC) Taufik Ismail, saat bebicara di hadapan peserta Kongres Mahasiwa Hidayatullah ke-I di Ruang Utama Aula Baitul Hikmah, Komplek Kampus Integral Hidayatullah, Kota Depok, Jawa Barat.
Dalam sesi pemaparannya dengan tema “Mahasiswa Membangun Karakter Bangsa Menuju Indonesia Berperadaban Mulia” tersebut, Taufik Ismail mengatakan bahwa kondisi pada zaman saat ini adalah generasi yang terkorup.
“Makanya, saya malu jadi orang Indonesia,” seloroh Taufik.
Atas rasa malunya itu, Taufik pun sempat menelurkan kumpulan sajak yang berjudul: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, yang terdiri dari tiga bagian ini, yakni; “Malu (Aku) jadi orang Indonesia, Kembalikan Indonesia Padaku, dan Sejarum Peniti Sepunggung Gunung”.
Menurut Taufik, mengganasnya krisis yang telah menggerogoti hampir di setiap aspek kehidupan saat ini disebabkan adanya rasa sombong. Kesombonganlah yang membuat bangsa Indonesia hina dina.
“Maka jangan sombong. Kesombongan itulah yang menyebabkan hilangnya rasa malu, kemudian membuat kita dan bangsa ini menjadi hina dina,” paparnya.
Memang, lanjut Taufik, untuk menyembuhkan krisis moralitas tersebut butuh waktu sangat lama. Namun tidak ada kata menyerah. Kemungkinan-kemungkinan akan selalu ada. Beleid menuju kehidupan yang lebih baik, kata dia, akan selalu ada dan terbuka.
“Jangan pesimis. Jangan kerdil. Mari kita tata karakter bangsa menjadi lebih baik dengan membangun nalar kritis dan tidak sombong,” pungkas dia.
Syabab Hidayatullah menyelenggarakan untuk pertama kalinya Kongres Mahasiswa Hidayatullah ke-I bertempat di Kampus Integral Pesantren Hidayatullah, Kota Depok, Jawa Barat. Acara ini berlangsung selama 3 hari, mulai Jumat tanggal 09 April hingga Ahad, 11 April 2010.
Kongres ini mengangkat tema “Optimalisasi Pemberdayaan Pemuda Menuju Kebangkitan Umat dan Keutuhan NKRI”, dikuti kurang lebih 150 Pemuda Hidayatullah dari seluruh Indonesia.
Di antara kegiatan Kongres adalah seminar dan dialog politik secara interaktif. [ain/hidayatullah.com]