Hidayatullah.com–Masih ingat video yang menghebohkan tentang pembantaian sejumlah orang sipil di Iraq oleh tentara Amerika Serikat yang dibocorkan lewat WikiLeaks April lalu? Tentara yang dituding sebagai pembocornya kini dituntut ke pengadilan.
Bradley Manning, 22, dikenakan dakwaan 8 pelanggaran hukum federal, termasuk satu dakwaan menyampaikan informasi rahasia kepada pihak ketiga yang tidak berwenang, yang merupakan pelangaran atas Undang-Undang Telik Sandi.
Manning, tentara berpangkat prajurit satu asal Potomac, Maryland, menjadi tersangka atas bocornya video rahasia buatan tahun 2007, yang merekam aksi sebuah helikopter Apache milik AS membantai 12 warga sipil Iraq, termasuk 2 wartawan Reuters.
Dakwaan tersebut juga menuding Manning mengambil 150.000 kawat diplomatik dan sebuah presentasi rahasia lainnya.
Prajurit yang ditugaskan dalam Brigade II, Divisi Gunung X di Baghdad itu ditangkap di Iraq pada bulan Mei dan dibawa ke tahanan militer AS di Kuwait, setelah dilaporkan memberikan “pengakuan” kepada seorang hacker di California lewat sebuah saluran chatting. Demikian tulis media Inggris Telegraph, Selasa (6/7).
Serangan helikopter militer di sebuah pemukiman Baghdad pada tahun 2007 dimunculkan pertama kali lewat internet, dan mendapat tentangan dari Pentagon. Ketika video tersebut merebak, Pentagon sempat menyangkal keberadaan video tersebut. Baca laporan kami sebelumnya: Militer AS : Kami Tidak Simpan Rekaman Videonya.
Dalam video yang dilengkapi dengan teks transkrip suara tentara AS dan petunjuk posisi korban itu, terdengar kru helikopter meminta izin menembak target, mereka terdengar sangat menikmati pembantaian itu. “Come on, let us fire”, “light ‘em up!”, “keep shooting, keep shooting”, kata suara dari dalam helikopter, sambil sesekali tertawa senang. [di/tlg/hidayatullah.com]