Hidayatullah.com–Dua puluh lima warga Mesir yang ditahan di Israel telah melintasi perbatasan untuk kembali ke negaranya dalam pertukaran tahanan dengan seorang warga Israel-Amerika yang ditangkap Mesir karena tuduhan mata-mata.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, maka Ian Grapel diterbangkan dari Kairo ke Tel Aviv, Kamis (27/10/ 2011).
BBC melaporkan, Ilan Grapel, warga Israel-Amerika, ditangkap Juni tahun ini dengan tuduhan mata-mata, namun tidak banyak bukti yang diajukan untuk mendukung tuduhan tersebut.
Keluarga Grapel dan pemerintah Israel mengatakan Grapel bekerja untuk sebuah lembaga sosial di Kairo.
Namun dia tidak menyembunyikan kenyataan pernah bertugas sebagai tentara Israel pada masa perang Libanon tahun 2006. Saat itu dia sempat terluka dan dirawat di rumah sakit.
Israel mengatakan, sebagian besar warga Mesir yang ditahan itu terlibat penyelundupan maupun pendatang gelap.
Pertukaran tahanan ini menjadi salah satu petunjuk bahwa Israel dan Mesir masih tetap bisa menjalin hubungan walaupun terjadi perubahan pemerintahan di Mesir, setelah aksi unjuk rasa yang menggulingkan Presiden Husni Mubarak.
Rencana tersebut disahkan kabinet Israel Selasa, 25 Oktober. Sehari kemudian Mahkamah Agung Israel menolak pengajuan kasasi dari sebuah kelompok yang menentang pertukaran tahanan dengan menyatakan pertukaran itu merupakan keputusan politik yang berada di luar yurisdiksi pengadilan.
Pengajuan kasasi yang serupa atas pembebasan Sersan Gilad Shalit juga ditolak oleh Mahkamah Agung.*
Keterangan foto: Tahanan Israel, Ian Grapel.