Hidayatullah.com—Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia keenam, Tri Sutrisno mengatakan, Indonesia adalah Negara toleran yang dikenal sejak kakek-nenek. Ia juga mengatakan, toleransi adalah sebuah keharusan di negeri ini.
“Toleransi itu suatu keharusan bahkan Indonesia toleran, mulai dari nenek-nenekmu dulu toleran, gak ada yang bilang intoleran, Pancasila itu toleran, coba lihat agama apapun bisa rukun”, tandasnya usai acara peluncuran buku Adhyaksa Dault, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis malam (13/09/2012) lalu.
Ia juga meminta semua pihak, termasuk masyarakat untuk bersikap jernih dan obyektif dalam menyelesaikan persoalan bangsa.
“Kita berpikir jernih sebagai bangsa, baik itu pemikirnya, rakyatnya, harus jernih dan objektif mencari penyelesaian yang tepat,” tambahnya.
Saat ditanya tentang perbedaan pemimpin sekarang dengan era mantan Presiden Soeharto, ia agak mengelak dengan mengatakan agar jangan budayakan menjelek-jelekkan pemimpin yang sekarang dengan pemimpin yang dulu.
“Semua baik, gitu aja deh, jadi jangan kita biasakan berbudaya menjelek-jelekkan yang dulu”, ungkapnya kepada hidayatullah.com.
Seperti diketahui, bersama tokoh lain, mantan Palinglima TNI yang dianggap bertanggungjawab atas kasus Tanjung Priok itu hadir dalam launching buku “Menghadang Negara Gagal: Sebuah Ijtihad Politik” di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis sore (13/09/2012) yang ditulis mantan Menpora, Adhyaksa Dault.*