GAGASAN atas Pendidikan Islam bertaraf Internasional didukung oleh berbagai pihak, baik legislatif maupun eksekutif. ini merupakan peluang yang dimiliki bangsa ini untuk menelurkan kembali tokoh-tokoh kelas internasional sebagaimana dahulu pernah terjadi. bangsa ini pernah memiliki tokoh-tokoh besar yang ikut memutar roda dunia pada saat itu, mulai dari Imam Nawawi Al-bantani hingga M.Natsir.
Hanya saja peluang ini mesti disambut dengan persiapan yang matang, mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul baik tingkat dasar maupun menengah, juga mesti didukung kurikulum yang unggul, dosen-dosen berkualitas dan pendanaan yang tidak sedikit. “Selain kualitas sumber daya, lanjutnya, lembaga pendidikan Islam bertaraf internasional ini juga harus dibarengi kurikulum unggul.
Artinya, penggunaan bahasa-bahasa asing seperti Bahasa Arab, Inggris, dan bahasa lainnya, dihadirkan dalam kurikulum,” ujar Dr Hidayat Nurwahid beberapa hari yang lalu.
Tantangan inilah yang perlu dihadapi bersama, agar ide dan gagasan ini bisa diwujudkan. dan negara kita nantinya menjadi salah satu yang diperhitungkan dalam referensi menuntut ilmu.
Tentu saja, universitas Islam internasional bukan berpaham liberal dan berbau pluralisme, sebagaimana yang diinginkan pemerintah baru-baru ini*
Abdurrahman Hilabi, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor