BEBERAPA waktu lalu kelangkaan pasokan kedelai kembali terjadi. Hal ini memicu mahalnya harga kedelai hingga menembus harga Rp.8000/kg yang semula hanya berkisar Rp.5000/kg. Kondisi ini akhirnya membuat para produsen tempe dan tahu melakukan aksi mogok selama 3 hari. Imbasnya tempe dan tahu yang berbahan baku kedelai inipun menjadi langka di pasaran.
Kelangkaan tempe dan tahu terjadi karena ketidakberdayaan negeri ini melepas ketergantungan impor kedelai. Sungguh ironi, Indonesia yang katanya negeri agraris malah bergantung sepenuhnya pada kedelai negara asing, dengan alasan produksi kedelai dalam negeri tidak bisa di andalkan.
Ketergantungan terhadap asing jelas hanya akan menguntungkan para kapital, kartel-kartel impor kedelai, dll. Sedangkan solusi Pemerintah hanya bersifat instan, seperti penghapusan bea masuk impor kedelai.
Ini bukti pemerintah tidak memiliki visi sebagai negara mandiri yang memiliki kedaulatan dalam bidang pangan. Kemandirian dan kedaulatan pangan mutlak di perlukan untuk menjadi negara maju, juga dengan mengedepankan visi dalam membangun industri pertanian.
Inilah persoalan pokok yang harus di selesaikan pemerintah. Islam memiliki sistem politik ekonomi pangan. Islam memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan pangan rakyatnya sebagai wujud dari ri’ayati su’unil ummah yaitu memelihara dan mengatur urusan ummat. Kenapa pemerintah tak mau meleriknya?
Yenna Pasmah
Jl. Pemuda no 21 RT 010/02 Rawamangun Tegalan Jaktim