Hidayatullah.com– Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BANZNAS) Prof. Didin Hafiduddin berharap penyaluran zakat secara per-orangan atau langsung dari individu muzakki ke mustahik —apalagi sampai merenggut korban jiwa– itu harus dihentikan.
“Jangan lagi orang kaya (para muzakki) itu mengumpulkan fakir miskin (para mustahik) di depan rumahnya. Kasihan mereka, bahkan sampai jatuh korban. Menurut saya itu bukan sebuah kebaikan, tetapi keburukan,” kata Didin saat dihubungi hidayatullah.com, Senin (13/07/2015) pagi.
Didin pun memberikan saran alangkah baiknya, jika para muzakki itu tidak mau menyalurkan dana zakatnya melalui lembaga amil zakat maka, bisa membentuk sebuah amil (panitia zakat,red) khusus yang punya tugas menentukan siapa saja yang berhak menerima zakat tersebut.
“Mereka data siapa saja yang berhak menerima, dan menjemput para fakir miskin itu kemudian memberikan zakatnya kepada fakir miskin tersebut. Bukan justru dikumpulkan dengan wajah-wajah yang kasihan, rela antri dari pagi bahkan sampai ada yang meninggal dan sebagainya,” ungkap Didin.
Didin mengungkapkan jika belum lama ini dirinya melihat di salah satu media televisi, amplop yang diberikan kepada fakir miskin itu hanya sebesar 15 ribu rupiah.
“Belum lama ini saya lihat di televisi, 1 amplop itu isinya hanya 15 ribu. Kan diperlihatkan sama salah satu wartawan tuh. Demi uang 15 ribu mereka datang jam setengah 4 subuh dan baru menerima amplop sekitar jam 9 pagi. Saya rasa cara-cara seperti itu itu nggak benar,” ujar Didin.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Didin berharap dalam penyaluran dana zakat, infaq maupun sadaqah, para muzakki bisa bekerjasama dengan BAZNAS atau lembaga amil zakat baik itu tingkat nasional maupun daerah. Sehingga, diharapakn penyaluran zakat itu bisa menjadi lebih baik lagi, bersifat elegan dan mulia.*