Hidayatullah.com–Kuwait memutuskan untuk mengirim pasukan darat guna memerangi pemberontak Syiah Houthi (Hautsyi) di Yaman, demikian sebuah koran lokal melaporkan hari Selasa (29/12/2015).
Harian Al-Qabas mengutip dari sebuah sumber terpercaya yang mengatakan kabinet Kuwait telah menyetujui pengiriman pasukan ke Arab Saudi, untuk memimpin koalisi yang dibentuk dengan maksud melawan pemberontak Houthi, pada Ahad depan secepatnya.
Partisipasi Kuwait pada perang Yaman sejauh ini hanya sebatas serangan udara.
Tidak ada yang menyebutkan secara pasti jumlah dari pasukan tersebut.
Sejak Maret, koalisi yang dipimpin Saudi telah melancarkan serangan-serangan udara pada pemberontak Houthi dan pasukan yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh setelah mereka menyerbu sebagian besar dari Yaman.
Hari Ahad, Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menolak melanjutkan pembicaraan damai dengan pemerintah.
Saleh memimpin Yaman selama tiga dekade dan telah mempertahankan hubungan baik dengan Arab Saudi sebelum mengundurkan diri di tahun 2012 diikuti dengan sebuah pemberontakan terhadap kepemimpinannya.
Dalam pidatonya Ahad malam pada sebuah pertemuan dengan para anggota dari partainya, Partai Kongres Rakyat Umum (GPC), Saleh mengatakan, “Kita tidak akan mengambil bagian dalam dialog di masa dating kecuali perang berakhir.”
Perwakilan GPC menghadiri pembicaraan damai yang diprakarsai PBB di Swiss minggu lalu. Tidak ada kemajuan besar dalam pembicaraan damai tersebut tetapi partai GPC setuju untuk melakukan pertemuan kembali pada 14 Januari.
Genjatan senjata dimulai ketika pembicaraan damai dibuka di Swiss tetapi kekerasan terus terjadi setiap harinya.
Konflik di Yaman telah menyebabkan kematian lebih dari 5.800 orang sejak campur tangan koalisi Saudi pada Maret, demikian menurut data dari PBB.*/Nashirul Haq AR