Hidayatullah.com–Dinas Kesehatan Kota Batam akan melibatkan peran organisasi Islam dan pemuka agama yang ada di Kota Batam, untuk menanggulangi HIV/AIDS, yang jumlah penderitanya meningkat setiap tahunya.
Kabid P2PL Dinkes Kota Batam drg. Sri Supiati MSi. Menyatakan, pelibatan ormas dan tokoh agama tersebut akan memperkuat upaya-upaya penanggulangan HIV AIDS yang sudah eksis, yakni upaya pencegahan, edukasi, konseling dan pemberian obat.
“Kita telah bekerjasama dan membuat MOU dengan Fatayat NU, Muhamadiyah, dan Persatuan Mubaligh Batam,” kata Sri belum lama ini.
Menurut Sri, pelibatan tokoh agama dan ormas Islam ini memang belum menjadi opsi utama dalam menanggulangi HIV AIDS di Kota Batam, diakui, selain melakukan upaya preventif dan pengobatan, pihaknya juga melakukan upaya lain, yakni memberikan edukasi dan sosialisasi secara terus menerus dan menghilangkan stigma negatatif ODHA.
“Kalau dulu ada suami suruh istri dan anaknya tidur di luar rumah, pintunya dikunci. Saya datang, saya peluk istrinya, saya katakan ini saya tidak tertular.”
Sri menambahkan, berkat edukasi yang tiada kenal lelah tersebut, pengetahuan dan penerimaan warga dan lingkungan terhadap ODHA saat ini semakin baik. Mereka juga tetap mendapatkan kesempatan bekerja, meski telah positif mengidap HIV AIDS.
Sri menambahkan, selain ormas Islam, saat ini Dinkes Kota Batam juga telah bekerja sama dengan 70 perusahaan di Kota Batam, dalam hal penyaluran dana CSR. Dinkes Kota Batam juga melibatkan secara intensif peran Komisi Penanggulangan HID AIDS Kota Batam dan LSM Forum Penduli HIV ADIS Kota Batam.
Dikatakan Sri, berkat partisipasi aktif LSM tersebut, saat ini Kota Batam telah memiliki 80 lebih konselor HIV AIDS.
“Sudah ada 80 Konselor, tersebar di Kota Batam,” tambah Nonong, sapaan akrabnya.
Jumlah penderita HIV AIDS di Kota Batam terus meningkat 500 orang setiap tahunya. Dimana Buruh (Pekerja Pabrik) menduduki peringkat teratas sebagai penderitanya. Faktor penyebab penularanya sendiri
masih didominasi oleh hubungan seks ilegal. Nonong tidak menutup mata, jika penularan HIV AIDS juga banyak disumbang oleh maraknya hotel, spa dan tempat pijat yang menjamur dan jumlahnya mencapai ratusan di Kota Batam. Dimana tempat-tempat tersebut dalam survey Dinkes Kota Batam, menjadi tempat potensial terjadinya penularan HIV AIDS.
Untuk itu dirinya PERDA mengenai hal tersebut yang direncanakan akan terbit pada 2017 mendatang, dapat memberikan proteksi aktif terhadap masyrakat dari resiko tertular HIV AIDS.
Sejauh ini Dinkes Kota Batam tidak mengalami kendala finansial/anggaran dalam upaya menanggulangi HIV AIDS di Kota Batam.
Selain mendapatkan bantuan dari CSR, Global Fund, Dinkes Kota Batam juga telah menganggarkan dalam APBD. Selain untuk obat, dana tersebut juga digunakan untuk honor para konselor.
“Kita ada dana 1 Milyar dari global fund, dan untuk APBD kita anggarkan 600 juta. Uang tersebut termasuk untuk honor para konselor,” pungkas Nonong.*