Hidayatullah.com– Medan yang berat sekaligus mengerikan harus dilalui untuk bisa mengantarkan zakat kepada umat Muslim di Kelurahan Haunobenak, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ini salah satu kisah lembaga amil zakat nasional (laznas) kami dalam menunaikan amanat umat.
Melewati kurang lebih empat gunung, truk yang kami tumpangi saat pertama kali menanjak pada gunung pertama, hampir mundur. Namun masih bisa diatasi dengan baik oleh sopir.
Tim kami beranjak dari kantor di kawasan Jl Badak No 17 Bakunase, Kota Raja, Kupang, pukul 06.00 WITA. Kami baru bisa sampai di dekat lokasi tujuan 15.20 WITA. Di sini, truk harus parkir.
Muncul tantangan selanjutnya. Lokasi para warga yang akan menerima zakat masih jauh. Kurang lebih 1 km dari lokasi kami berhenti. Kami pun harus berjalan kaki menanjak, sedangkan di samping terdapat jurang.
Sebenarnya, beberapa upaya telah dilakukan agar truk dapat membawa barang dengan menanjak menuju lokasi. Usaha seperti menganjal ban dengan batu dan menarik truk bersama warga setempat yang sudah menunggu tetap saja gagal.
Akhirnya, barang bawaan harus kami turunkan dari truk dan digotong bersama warga menuju masjid kampung.
Pertama Kali
Senin, 29 Ramadhan 1437 H (04/07/2016) itu, kami dalam kondisi berpuasa. Perjalanan menanjak ini terus kami upayakan. Para amil laznas ini pun sebagian sudah tampak kepayahan.
Berbeda dengan warga setempat yang sudah terbiasa. Mereka terus menanjak dengan senyum gembira.
Sesampainya di lokasi, Kelurahan Haunobenak, kami langsung menyampaikan amanah zakat fitrah tersebut. Sebelumnya disambut dengan acara adat setempat berupa pengalungan kain Timor di leher kami.
Ini pertama kalinya ada tim laznas dapat mencapai lokasi yang cukup ekstrem itu, sebagaimana diakui warga.
Warga Haunobenak begitu senang mendapat paket ini. Penyaluran zakat ini merupakan yang pertama kali mereka terima.
“Yang baru pertama kali ya dari Baitul Maal Hidayatullah. Mungkin (karena) lokasi kami yang jauh dan sulit untuk dijangkau, jadi jarang orang mau ke sini,” ujar salah satu warga.
Perasaan bahagia pun dirasakan oleh Kepala Perwakilan BMH NTT, Rasman Zainal Tkela. Lelah yang dia rasakan seketika hilang setelah amanah tersalurkan.
“Capek, lelah, tapi puasa. Karena ini pertama kami dan luar biasa tantangannya. Kami bisa rasakan beberapa kali mobil kami hampir tergelincir,” ucap Rasman.
“Tapi Allah Subhanahu Wata’ala memudahkan penyampaian amanah kepada masyarakat di sini,” tuturnya.
Tak berapa lama, kami pun pamit, mengingat jarak yang jauh dan hari semakin sore. Sebelum kami pergi, warga menghadiahkan kelapa, pisang, juga beberapa ekor ayam. Walau sudah kami tolak, namun warga terus memaksa kami untuk menerima oleh-oleh itu.
Truk Tergelincir
Pukul 16.46 WITA. Sore mulai mendekati malam, sedangkan cuaca semakin dingin dan menusuk tulang. Dalam perjalanan pulang ini, kembali kami temui tantangan baru. Selain harus berjalan kaki di lokasi jalan yang rusak, kondisi badan juga sudah semakin lelah.
Beberapa kilometer dari Haunobenak, kami menghadapi masalah lagi. Pada suatu pertigaan jalan, ada kejadian tidak terduga. Sopir salah perhitungan saat mundur, membuat truk tergelincir dan hampir terperosok ke jurang. Salah satu bannya pun tergantung.
Namun Alhamdulillah, atas kuasa-Nya, truk tertahan oleh sebatang kayu, jadi masih dapat berdiri dengan posisi miring.
Inilah saat-saat paling menegangkan. Tidak terlihat lalu-lalang mobil dan kendaraan lain. Hanya beberapa warga setempat yang ikut menyaksikan kejadian tersebut. Sementara kami terus bermujat agar Allah mendatangkan pertolongan.
Selain itu, beberapa kali upaya telah kami lakukan namun tetap gagal. Agar truk tidak terperosok ke jurang, bannya yang menggantung kami ganjal dengan batu besar.
Satu jam kemudian, tampak dua truk pembawa pasir melewati lokasi kami. Dengan sigap kami menghentikannya, lalu meminta tolong kepada sang supir untuk menarik truk kami.
Mereka pun mengiyakan. Singkatnya, setelah melakukan beberapa kali upaya, akhirnya masalah teratasi. Truk kami kembali ke jalan raya, perjalanan pulang pun diteruskan.
“Inilah kalau kita berbuat baik, bantuan Allah Subhanahu Wata’la pasti datang,” ungkap Sanja, supir truk, “mewakili” kegembiraan kami semua. Alhamdulillah! [Baca juga: Kisah ‘Konsultan Zakat’ Berbagi THR di Pedalaman Kalimantan]* Muhammad Adianto, pegiat komunitas menulis PENA NTT