Hidayatullah.com– Pengasuh Pondok Pesantren Al-Musallamatul Ikhlas Pamekasan, M Nuris, menyayangkan adanya penampilan erotis di Desa Dasuk, Kecamatan Pademawu, Ahad (24/07/2016).
“Tontonan erotis di Pamekasan adalah musibah,” tegas Nuris saat dihubungi hidayatullah.com di Kabupaten Pamekasan, Madura, Selasa (26/07/2016).
Menurut Nuris, di saat Pamekasan disejukkan dengan shalawat dan dzikir bersama di area Monumen Arek Lancor, selang beberapa saat diusik oleh kabar tarian erotis itu.
“Ibarat cuaca hal ini termasuk ekstrem yang sangat tidak baik terhadap kesehatan. Ini adalah musibah,” ungkapnya. [Baca: Tarian Erotis Cederai Pembangunan Masyarakat Islami Pamekasan]
Nuris lantas mengaitkannya dengan teori Matematika. Jelasnya, apabila plus (+) dikalikan minus (-), maka hasilnya akan minus (-).
Dalam Fiqih pun, jelasnya, terdapat kaidah bahwa apabila ada perkara halal dan haram bercampur, maka yang akan dimenangkan adalah perkara haramnya.
Sebagai contoh, kata dia, “Apabila dalam sebuah masalah muamalah ada ribanya, maka semua sistem tersebut riba.”
“Sehingga, apabila positif dan negatif bercampur maka akan berdampak negatif pula terhadap semuanya,” imbuhnya.
Kata Nuris, meskipun penampilan tarian erotis tersebut dilakukan oleh sebagian kecil orang, namun hal itu merupakan beban atau risiko bagi umat Islam lainnya.
“Paling tidak kita harus ingkar dalam hati (akan kemungkaran itu. Red), meskipun ini termasuk paling lemahnya iman,” ucapnya.
Untuk diketahui, Ponpes Al-Musallamatul Ikhlas berada di Dusun Nongpote, Desa Kadur, Kecamatan Kadur.
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, Bupati Pamekasan Achmad Syafi’I berharap agar kejadian serupa tak terjadi lagi.
Masyarakat Muslim setempat mengecam kejadian itu. Pamekasan selama ini menjalankan program Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam). *Subliyanto/Pamekasan