Hidayatullah.com–Dunia Muslim harus menolak intervensi asing dalam urusan internal mereka karena hal tersebut telah menyebabkan ketidakstabilan politik dan kekacauan dalam beberapa tahun terakhir, kata Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak.
Berbicara pada lebih dari 2.000 peserta di 12th World Islamic Economic Forum (WIEF) di Jakarta, Selasa (2/8/2016), katanya, tanpa stabilitas politik tidak akan ada kemajuan ekonomi.
“Invasi ke Irak pada khususnya telah menciptakan mata rantai peristiwa bencana. Kekacauan, kehancuran, dan mungkin perpecahan sebagai negara terlihat sebagaimana terjadi di Irak, Suriah dan Libya.
“Yang disebut Musim Semi Arab menghasilkan panen ketidakstabilan di seluruh wilayah. Ribuan orang telah dibayar dengan nyawa mereka, sementara teroris dan milisi bersenjata lainnya sekarang berkeliaran bebas di atas tanah yang dulu aman sekali. Kotak pandora konflik sektarian telah meletup,” katanya, seperti dimuat NST Online.
Sebagai perbandingan, negara-negara mayoritas Muslim seperti Malaysia dan Indonesia, yang menolak menjadi subyek intervensi asing, menjadi oasis perdamaian dan stabilitas, kata Najib.
“Inilah sebabnya mengapa para pemimpin di sini hari ini harus bekerja untuk memecahkan masalah dan isu-isu kita bersama-sama. Saya selalu menjadi pendukung keterbukaan terhadap dunia dan kolaborasi. Tapi kita harus bersikeras menghormati kedaulatan kita sendiri, hukum kita sendiri, dan pemerintah kita sendiri yang terpilih secara demokratis.
“Kami telah melihat hasil yang menghancurkan dari intervensi asing di dunia Muslim, yang sering didasarkan pada informasi yang tidak lengkap, salah atau partisan. Kita harus membuat jelas bahwa kita menolaknya. Dan menolak orang-orang yang, dari motivasi politik, memanggil kekuatan asing untuk campur tangan di negara mereka sendiri. Kita, sebagai umat, akan mengambil tanggung jawab untuk diri kita sendiri, dan kami berdoa agar dapat terbimbing untuk melakukannya,” tambahnya.
Tema WIEF tahun ini adalah “Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan”.*