Ilmu dan alam berasal dari huruf sama, semakin mendalam pemikiran, semakin menghasilkan gambaran konseptual tentang alam
oleh: Rudi Ahmad Suryadi
Hidayatullah.com | KATA ilmu dan alam dalam bahasa Arab memiliki akar kata yang sama. Keduanya dibentuk dari huruf ain, la , dan mim. Ilmu pembentukan kata (isytiqa q) telah banyak mengkaji kaitan ini. Mungkin, kedua kata ini secara makna dapat dihubungkan.
Kata ilmu berakar dari kata āalima berarti mengetahui. Objeknya adalah apa yang diketahui (maālum). Hampir banyak yang diketahui berasal dari interaksi daya persepsi terhadap objek di luar diri. Seseorang mengetahui mobil karena ia memiliki pengalaman melihat, mendengar, menyentuh, atau bahkan mengalami naik mobil. Pengetahuan seperti ini berasal dari persepsi terhadap objek luar.
Objek luar yang dimaksud adalah kenyataan alam. Alam (bahasa Arab: āa lam) adalah sesuatu yang di luar daya persepsi manusia. Alam dunia biasanya dipahami apa yang tampak sekeliling diri manusia yang dijamah melalui pengalaman tertentu.
Hubungan Kebahasaan
Kata āalima memiliki nomina āilm. Dalam bahasa Indonesia, kata ini disepadankan dengan pengetahuan, apa yang diketahui, dan sains. Makna terakhir ini dibentuk dari pemahaman filsafat. Ilmu berisi teori.
Teori berisi premis yang sudah dibuktikan secara logis dan empiris. Darinya, muncul ilmu alam dan ilmu sosial.
Apa yang diketahui tidak datang dengan sendiri. Ia berasal dari proses persepsi dengan dunia empiris. Apa yang tampak di luar diberi sentuhan pengalaman, beralih pada proses pengolahan informasi, kemudian direproduksi menjadi pengetahuan.
Cukup panjang alur ini apabila dibahas dalam konteks psikologi, terutama pada psikologi kognitif.
Proses sentuhan, penerimaan, pengolahan, hingga reproduksi informasi telah menjadi cetak biru pada potensi manusia. Dengannya, ia dapat menjalankan fungsi kehidupan dan berinteraksi dengan objek di hadapannya.
Kumpulan informasi pengetahuan akan semakin banyak seiring dengan banyaknya persepsi. Banyaknya persepsi akan mendorong lahirnya keajegan dalam memahami fenomena.
Penajaman dalam setiap sesi persepsi, pengujian terhadap fenomena, akan melahirkan konsep. Dari sini telah dimulai adanya perubahan informasi dari daya persepsi ke daya nalar.
Objek interaksi luar dengan daya persepsi biasa disebut dengan alam. Apa yang diperhatikan melalui dunia persepsi, itulah alam. Bahkan, ketika memikirkan tentang dirinya, ia termasuk bagian dari alam. Ilmu yang berasal dari persepsi memiliki kaitan dengan alam sebagai objek persepsi dan apa yang dipikirkan.
Dalam Kamus al-Buraq (https://www.alburaq.net/), disebutkan kata āa lam. Artinya adalah kumpulan sesuatu yang ditemukan dalam bentuk yang luas. Sebagaimana dipahami, alam ini luas.
Seiring dengan luasnya alam, akan semakin banyak ilmu yang diperoleh. Tentu, hal ini didukung oleh usaha proses pencarian yang serius.
Tidak diketahui secara pasti kapan istilah alam digunakan dalam bahasa Arab. Kata ini muncul dalam warisan Arab kuno.
Diyakini bahwa penggunaan istilah alam dalam bahasa Arab dimulai sejak awal penulisan naskah Arab di Lebanon, Mesir dan Aljazair. Alam dicirikan penghuni seluruh bumi, negara atau wilayah tertentu.
Alam bersifat global yang tidak hanya menyangkut satu tempat atau satu negara tetapi seluruh dunia.
Alam disebut pula sebagai dunia. Sebutan umum planet bumi yang dipandang dari sudut pandang manusia, sebagai tempat tinggal manusia.
Alam sering digunakan untuk menunjukkan totalitas pengalaman dan sejarah manusia, kenegaraan, atau kondisi manusia, dan masyarakat manusia pada umumnya (merriam.webster.com).
Dalam beberapa pemahaman, McTohan (2007), kata alam digunakan dengan maksud untuk mengekspresikan alam semesta. Begitu pula dimaksudkan dengan planet bumi yang dihuni oleh manusia dan jenis makhluk hidup lainnya.
Bumi dianggap sebagai salah satu benda langit yang satu-satunya planet yang diketahui memiliki kehidupan di dalamnya.
Hubungan Maknawi
Secara maknawi, ilmu dan alam memiliki beberapa hubungan. Pertama, ilmu adalah instrumen untuk menangkap pesan dari dunia yang dipikirkan.
Alam adalah objeknya. Kedua, ilmu berada dalam dunia ide manusia. Ia berasal dari pengamalan empiris, pengolahan informasi, produksi, dan reproduksi informasi. Alam menyediakan lokus dan entitas untuk pengalaman empiris manusia.
Ketiga, alam adalah gambaran yang luas dari dunia persepsi manusia. Ilmu menjadi kumpulan informasi tentangnya. Keempat, alam memiliki hukum alamiah (nature law) sebagaimana diciptakan oleh Tuhan. Ilmu menjadi instrumen untuk menjamah dan memikirkannya.
Kelima, alam terus berubah dan tetap dalam ruang proses penciptaan. Ilmu menarik kesimpulan dari perubahan.
Semakin mendalam pemikiran, semakin menghasilkan gambaran konseptual tentang alam.
Keenam, kata ilmu dapat berubah menjadi āalim, orang yang memahami ilmu. Kata alam menjadi sumber pengambilan ilmu.
Ilmu dan alam berada dalam medan makna yang berkaitan. Pada aspek kebahasaan, bisa jadi memunculkan nalar kebahasaan yang saling berhubungan.
Meskipun belum tentu teruji. Rangkaian huruf yang sama dibentuk menjadi kata berasal dari pembentukan bahasa. Bahasa tidak lepas dari proses persepsi empiris yang dibentuk dalam ruang reproduksi kata dan makna. Wallahu Aālam.*
Penulis tinggal di Cianjur, Jawa Barat