Oleh: Aktifanus Jawahir
PARTAI Islam Se Malaysia (PAS) baru saja melangsungkan muktamar ke 61 yang berlangsung tanggal 4 sampai 6 Juni 2015 lalu di Kuala Selangor.
Muktamar bertemakan “Beristiqamah Hingga Kemenangan” berlangsung dengan pemilihan pemimpin pusatn untuk periode 2015 sampai 2017. Keputusan pemilihannya banyak mengejutkan berbagai pihak dan kalangan, terutama pengamat dan pendukung setia partai maupun pendukung kelompok oposisi gabungan Pakatan Rakyat (PR), yang terdiri dari Partai Keadilan Rakyat (PKR), PAS dan Partai Aksi Demokrasi (Democratic Action Party-DAP).
Hasilnya adalah Ketua Umum tetap Haji Abdul Hadi Awang, Wakil Ketua Umum Tuan Ibrahim Tuan Man mengalahkan Mohamad Sabu, ketua-ketua dimenangi oleh Idris Ahmad, Nik Mohammad Amar dan Iskandar Abdul Shomad, mengalahkan ketua-ketua sebelumnya Salahuddin Ayyub dan Husam Musa, sedangkan seorang lagi ketua adalah Tuan Ibrahim Tuan Man.
Para pemenang ini yang dipanggil kumpulan ulama, mengalahkan kumpulan profesional, sebelumnya Ketua Dewan Muslimat ‘dirampas’ oleh Nuridah Saleh dari Siti Zaila Mohammad Yusuf, dan Ketua Dewan Pemuda dimenangkan oleh Nik Muhammad Abduh Nik Abdul Aziz mengalahkan ketua sebelumnya Suhaizan Kaiat.
Yang menjadi persoalan adalah bukan kumpulan ulama atau profesional itu, tetapi yang menyedihkan yang dipanggil kelompok ulama ini betul-betul ulama, yang hanya takut pada Allah Subhanahu Wata’ala dan sangat merindukan kehidupan akhirat dan surga yang kekal abadi atau hanya sekedar “topeng” ulama, tetapi masih mengejar kemewahan dan mencintai dunia yang tidak kekal dan fana ini.
Sebaliknya kumpulan profesional ini banyak juga yang baik dan bagus, yang betul-betul bekerja ikhlas, tawadhu’, zuhud dan hanya semua dilakukan karena mengharapkan keredhaan Ilahi.
Kita setuju PAS bersih dari aliran sesat seperti Syiah, juga bersih dari kaum sekular dan liberal, yang mungkin banyak dari kalangan profesional ini, tetapi tidakkah yang dari kumpulan ulama ini ada juga yang Syiah atau pro kepada Syiah inilah yang sekarang menjadi masalah.
PAS yang didirikan pada tanggal 24 November 1951 ini, adalah pecahan dari partai nasionalis United Malay 0f National Organization (UMNO), yang kini mengetuai pemerintahan Malaysia semenjak merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957.
Ia didirikan oleh sebagian anggota Biro Agama UMNO yang awalnya mendirikan Persatuan Ulama Se Malaysia. Namun yang menonjol dalam mendirikan PAS ini adalah dari bekas aktivis Hizbul Muslimin yang didirikan dari Assosiasi Ehya as Sharif Negara bagian Perak Darul Ridzwan, Hizbul Muslimin pernah dilarang bergerak oleh penjajah Inggris.
Diantara empat tujuan berdirinya PAS adalah :
Pertama, menciptakan aliansi persaudaraan Islam untuk membentuk satu energi bersama menjalankan kehendak ajaran Islam dan siasah politiknya ikut demokrasi.
Kedua, menciptakan segala ikhtiar dan energi untuk menyatukan Konstitusi administrasi agama di seluruh Negara.
Ketiga,memelihara dan mempertahankan hak-hak kepentingan dan kehormatan agama dan umat Islam.
Keempat,bekerjasama dengan organisasi politik lain di Malaysia, yang dasar dan tujuan nya tidak bertentangan dengan agama Islam dalam mencapai demokrasi, keadilan masyarakat dan kemanusiaan.
Karena itu, tahun 1959 – 1961 PAS berhasil memerintah Terengganu Darul Iman, memerintah Kelantan Darul Naim (dari 1957 sampai 1974), kemudian dikalahkan oleh Koalisi Perikatan kini berubah menjadi Barisan Nasional (BN), dari 1978 sampai 1990, tahun 1990 sampai kini PAS tetap menguasai Kelantan, pernah memerintah Terengganu hanya satu periode tahun 1999 sampai 2004, memerintah Kedah Darul Aman dari tahun 2008 sampai 2013, dan menguasai Negara bagian Perak tahun 1999 sampai awal 2001, yang dirampas kembali oleh BN dengan sangat licik dan kotor.
Kini yang dikuasai oleh oposisi Pakatan Rakyat (PR) ini adalah Pulau Pinang yang Ketua Menteri (Gubernurnya) adalah Lim Guan Eng, Sekjen DAP sedangkan Negara bagian Selangor dipimpin oleh Menteri Besar (Gubernurnya) adalah Mohamed Azmin Ali, Wakil Ketua Umum PKR.
Selangor dikenal Negara bagian yang paling maju dan kaya di Malaysia, persoalanya kini, mampukah Kelantan tetap dikuasai oleh PAS pada Pemilu Malaysia yang ke 14 yang akan dilaksanakan pada tahun 2017, sebelum pemilihan pimpinan PAS baru? Sementara Pimpinan Pusatnya yang baru sekarang mulai dari ketua-ketua kebawah dan anggota pimpinan pusatnya tidak dikenal banyak orang?
Apalagi PAS saat ini,terutama Ketua Umumnya Abdul Hadi Awang dedang ada masalah dengan DAP dalam keinginan untuk melaksanakan hudud.
Masalahnya persoalan pelaksanaan dari sudut maqashid syari’a-nya janganlah hudud hanya berlaku untuk rakyat bawahan saja, sementara kalangan atas mulai dari sultan atau para menteri tidak dikenakan hudud. Ini yang kelak akan jadi masalah. Jadi apa gunanya kita menyebut nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, yang mana Nabi menyebut “Seandainya Fathimah Binti Muhammad mencuri, aku potong tanggannya.”
Memang daikui Lim Guan Eng dan ayahnya Lim Kit Siang, adalah China beragama Kristen, tetapi sudahkah kita berdakwah kepada mereka? Bukankah Islam itu untuk orang Islam (umat Ijabah) dan bukan Islam (umat dakwah), dalam hal ini sepatutnya para ulama, para ustadz dari PAS maupun dari PKR ini juga ikut mendakwahi kalangan China, baik dalam PKR maupun DAP, apalagi dalam PAS sudah ada Dewan Himpunan Penyokong PAS (DHPP) yang bukan Islam yang terdiri dari keturunan China dan India.* (bersambung)
Penulis adalah aktivis dakwah, kolumnis dan pengamat Keluarga Besar Muhammadiyah dan Keluarga Besar Bulan Bintang, kini tinggal di Kuala Lumpur