Oleh: Aditya Abdurrahman Abu Hafizh
FILM Breaking The Spell, salah satu video dokumenter yang dibuat oleh para anarkis yang sebenarnya sudah dirilis sejak tahun 1999 oleh kolektif pekerja anarkis, Crimethinc.
Beberapa orang yang berperan dalam pembuatan video ini adalah Tim Lewis, Tim Ream dan Sir Chuck A Rock. Meski ini video lama, saya merasa tidak basi untuk me-review-nya sekarang. Sambil kita mengingat-ingat apa yang terjadi dengan sejarah terkait globalisasi saat itu.
Jangan bayangkan video ini menggunakan peralatan yang canggih dalam pembuatannya. Ini benar-benar digarap dengan kamera video amatir semacam handycam yang direkam oleh beberapa aktivis anarkis yang sedang berada di lokasi demonstrasi besar-besar di Seattle menentang World Trade Organization (WTO).
Dalam video ini, kita juga bisa melihat bagaimana gambaran perlawanan hampir seluruh elemen masyarakat yang kritis terhadap kehadiran New World Order, mulai dari kaum buruh pabrik, pegawai toko, aktivis lingkungan, agamis, seniman, pecinta hewan, leftist, sampai para anarkis radikal macam Black Bloc berkumpul menjadi satu, memadati jalan-jalan di kota Seattle dan melakukan apa saja yang mereka bisa menghambat ‘kebijakan-kebijakan’ sadis para kapitalis dunia terhadap para korbannya, yaitu negara-negara miskin, negara dunia ketiga, pengusaha kecil, para buruh, bahkan bagi bumi sendiri.
Seluruh elemen tersebut memiliki cara sendiri-sendiri untuk menunjukkan perlawanan mereka.
Ada yang membagi-bagikan pamflet, ada yang menuliskan pesan-pesan mereka pada papan dan poster, ada yang orasi dari atas atap toko di pinggiran jalan, ada yang memasuki toko-toko korporasi multinasional sambil berteriak-teriak agar pengunjung tidak nyaman, sampai yang paling ekstrim adalah para anarkis radikal yang merusak, mencoreti, dan menghancurkan instalasi umum dan gerai-gerai perusahaan multinasional macam Nike di Nike Town, McDonald’s, GAP, Wendy’s, dll.
Meskipun ada beberapa ketegangan antar para demonstran tentang penggunaan cara-cara radikal yang destruktif, namun mereka tetap paham siapakah musuh bersama. Yaitu monster yang bernama KAPITALISME.
Yang paling seru dari video ini adalah kita bisa memahami bagaimana para anarkis radikal tidak menyukai cara-cara kompromi dalam bentuk apapun terhadap kapitalisme.
Mereka memilih untuk merusak karena di mata mereka cara itu adalah cara paling nyata dan paling memuaskan hati mereka. Bagi mereka, melihat kaca-kaca besar di toko-toko multinasional di pinggir jalan Seattle itu pecah berhamburan dan tembok-temboknya penuh dengan coretan macam “Fuck You Nike!” adalah kepuasan tersendiri. Mereka seperti sudah lelah bersabar layaknya para demonstran lain yang memilih melakukan aksi secara damai. Sakit hati mereka sudah terlalu dalam dan kesabaran mereka sudah habis.
Selain itu kita juga bisa melihat bagaimana aparat kepolisian di Seattle yang agresif merespon para demonstran bahkan kepada yang melakukan aksi damai sekalipun. Terlihat beberapa demonstran yang hanya duduk-duduk didepan gerai restoran fastfood diserbu puluhan polisi dan dipukuli. Tidak heran polisi di negara ini banyak dijadikan bahan makian band-band punk. Mereka menyebutnya dengan istilah “pig”. Seperti coretan-coretan vandal di mobil yang sedang parkir sekilas di terlihat dalam video ini.
Ada juga beberapa wawancara amatir dengan beberapa demonstran dan politisi lokal dalam video ini. Mereka memberikan opininya tentang perlawanan terhadap WTO dan juga tentang metode-metode perlawanan mereka yang berbeda-beda.
Film berdurasi 1 jam ini didistribusikan secara kolektif pekerja anarkis Crimethinc yang produktif merilis berbagai buku, jurnal dan film.
Kolektif ini pula yang pernah menerbitkan buku Days of War, Nights of Love yang tersohor dikalangan aktivis anarkis diberbagai belahan dunia. Sampai-sampai buku tersebut masuk dalam salah satu scene video klip The Internasional Noise Conspiracy berjudul “Capitalism Stole My Virginity.”
Salah seorang penggerak kolektif ini, kabarnya adalah vokalis band metalcore Catharsis, Brian. Saya mendapati keterlibatan dia dalam kolektif ini sudah sejak tahun 2000-an. Sekitar 14 tahun yang lalu. Entah sekarang masih aktif atau tidak.