oleh: Hardjito
Beberapa hari ini kita dikejutkan dengan berita 7 Negara Teluk memboikot Qatar dengan tuduhan bahwa negara di semenanjung kecil di Jazirah Arab ini mendukung ‘terorisme’.
Tekanan yang menimpa Qatar mengingatkan saya yang pernah berpelangalaman bekerjasama dengan Negara ini dalam urusan bantuan kemanusiaan.
Gempa yang melanda Jawa Barat tahun 2009 silam mengingatkan kisah yang unik selama menjadi wartawan dalam hidup saya. Bagaimana tidak, waktu itu status bencana di provinsi Jawa Barat belum ditetapkan menjadi Bencana Nasional.
Sesuai prosedur, dalam penanganannya, pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) daerah Provinsi Jawa Barat. Meski di dalam negeri pemerintah menangangi bencana ini secara serius, tetapi pemerintah Qatar sudah menerbangkan dua pesawat cargo jumbo untuk membantu korban gempa dan tanah longsor di provinsi itu.
Siang itu, kami sedang menunggu 2 pesawat cargo mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Nampak para staf kedutaan sibuk menyiapkan dokumen pendukung yang harus diverifikasi oleh pihak beacukai.
“Pesawat sudah terbang dari Doha, sedang status bencana di Jabar hanya tingkat daerah,” kata salah satu staf kedutaan yang enggan disebutkan namanya.
Hari itu, berton-ton bantuan dari Doha itu terpaksa harus diinapkan dulu di Gudang Bandara Halim.
Tertahanya bantuan beberapa hari di hanggar Bandara Halim Perdana Kusuma selain diakibatkan status bencana gempa itu bukan tingkat nasional, tapi juga bea-cukai harus melibatkan beberapa instansi pemerintah lainya seperti Departemen Kesehatan (Depkes), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam pemeriksaan obat dan makanan yang akan didistribusikan.
Sekedar catatan, bencana gempa dan tanah longsor di Jawa Barat itu adalah negara tujuan pertama yang dibantu oleh Kerajaan Qatar, setelah Emir Qatar Sheikh Hamad Bin Khalifa Al Thani waktu itu memutuskan mengelola bantuan kemanusian untuk dikelola sendiri, tidak lagi diamanahkan ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Sheikh Hamad membeli 2 pesawat cargo dan membentuk badan penyaluran bencana sendiri bernama Lakhawia yang artinya ‘’untukmu saudaraku”.
Bantuan yang akan didistribusikan di Jawa Barat berupa sandang, papan dan kesehatan senilai 900 ribu USD. Selain yayasan Lakhawia, lembaga kemanusiaan Qatar yang ikut terlibat adalah Qatar Charity, Reach Out To Asia (ROTA), mereja juga sudah lebih dulu aktif membantu bencana di Indonesia dari Tsunami Aceh, Gempa Jogja, Gempa Padang juga bantuan yang ke rakyat Indonesia yang benilai Ratusan Trilyun Rupiah selama ini.
Inilah bagian kecil Qatar yang saya kenal, yang saat ini sedang ‘diboikot’, dimana Israel nampak senang dengan peristiwa ini.*
Wartawan. Tinggal di Kualalumpur