Patut diduga jin,iblis atau majikan entah berantah yang “mengorder” sehingga ada yang bernafsu untuk menjadikan Anies Rasyid Baswedan (ARB) sebagai tersangka KPK
Oleh: Abdul malik
Hidayatullah | Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem hari Senin, 03 Oktober 2022 mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan (ARB) sebagai bakal Calon Presiden RI untuk Pilpres 2024. Deklarasi ini dilakukan lebih awal dari rumor yang beredar , yaitu tanggal 10 Nopember 20022.
Deklarasi bertepatan dengan Hari Pahlawan yang akan di deklarasikan bersama yaitu partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera guna mencapai minimal 20 % batas minimal presidential threshold.
Serangan lawan
Tentunya lawan-lawan politik ARB akan gunakan aneka cara untuk menjegal pencapresan ARB dan salah satunya gunakan tangan KPK. Koran Tempo, tanggal 01 Oktober 2022 melaporkan upaya Firli Bahuri, Ketua KPK untuk menjadikan ARB sebagai tersangka dalam kasus Event Formula E yang dihadiri Presiden Joko Widodo, Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, anggota kabinet, pejabat lainnya dan berlangsung sukses mengharumkan Indonesia dimata internasional.
Patut diduga jin,iblis atau majikan entah berantah yang “mengorder” sehingga ada yang bernafsu untuk menjadikan ARB sebagai tersangka padahal satuan tugas penyelidik KPK tidak menemukan bukti untuk menjadikan ARB sebagai tersangka.
Masyarakat mempertanyakan banyak kasus-kasus korupsi yang menguap begitu saja seperti belum ditemukannya Harun Masihu, jual beli RS Sumber Waras, pembelian bus Transjakarta dan kasus-korupsi lainnya yang nilainya ratusan milyar hingga trilyunan rupiah yang tak dijamah KPK. Biarlah masyarakat yang menilai politik tebang pilih kpk tersebut.
Alotnya berkoalisi
Melihat konstelasi politik nampaknya PD dan PKS sangat terbuka menerima ARB sebagai Capres,namun kedua partai tersebut masih belum sepakat tentang siapa cawapres yang akan dampingi ARB. PD menginginkan Agus Harimukti Yudoyono (AHY), Ketua Umum PD sebagai cawapresnya sementara itu PKS mengajukan Ahmad Heriyawan, Irwan Prayitno dan Hidayat Nur Wahid sebagai Cawapresnya.
Sementara itu Surya Paloh menyerahkan sepenuhnya kepada ARB untuk memilih dan menetapkan siapa Cawapresnya. Surya paloh berpendapat nantinya agar presiden dan wakil presiden solid, harmonis dan kompak menjalankan pemerintahan.
Masalah krusual lainnya seperti pembagian portfolio kabinet dan tanggung jawab pendanaan/logistik belum tuntas dibahas secara menyeluruh.
Siapakah Cawapres ARB
Surya Paloh nampaknya tidak terlalu risau dengan siapa yang akan dampingi ARB dan jika PD dan PKS bersekukuh dengan Cawapresnya masing-masing dan menemukan jalan buntu maka Cawapres non-PD dan PKS menjadi Cawapres alterntif.
Agustus lalu tersiar kabar muhammad Jusuf Kalla (MJK) eks wapres menemui SBY dan AHY membicarakan Cawapres alternatif tersebut dan nama Khofifah Parawansa, Gubernur Jawatimur dan Ketua Muslimat NU mengemuka, namun sampai hari ini belum ada kesepakatan.
Sementara itu rumor beredar nama-nama cawapres baik dari kalangan sipil selain Khofifah, Ridwan Kamil (Gubernur Jabar), Sandiaga Uno maupun kalangan militer seperti Gatot Nurmantyo (eks Panglima TNI) dan Andika Perkasa (Panglima TNI).
Masyarakat menunggu koalisi Nasdem, PKS dan PD terwujud serta dapat mendeklarasikan pasangan Capres dan Cawapres pada tanggal 10 nopember 2022. Mari kita tunggu!
Penulis adalah Direktur Centre of Study for Indonesian Leadership ( CSIL )