Oleh: Aktifanus Jawahir
Perlunya Akhlak dalam Politik
JANGAN sampai hanya sibuk berpolitik saja, apalagi sampai menjadikan politik isebagai panglima atau politik segala-galanya. Teruslah memantapkan akidah, membetulkan fikrah, dan menghias diri dengan akhlaq dan adab mulia.
Berhentilah lebel-melebel (stigma), kumpulan ini dan itu, atau mengeluarkan kata-kata atau istilah yang sepatutnya tidak boleh ada dalam partai politik Islam.Bagai partai Islam, akhlak adalah perkara penting setelah akidah dan syari’ah.
Bukankah Rasulullah itu diutus untuk membetulkan akhlak manusia? Bukankah akhlaknya Rasulullah itu adalah Al-Qur’an?
Diakui memang PAS telah menempuh ranjau onak dan duri, tak sedikit ada anggotanya jadi korban pembunuhan, dipenjara dibawah Undang-Undang Anti Subversif (Internal Security Act-ISA).
Seperti diketahui, simbol PAS saat ini adalah Bulan Bulat, sebelumnya, tahun 60-an simbol PAS adalah Bulan Bintang, namun dilarang pemerintah yang dikuasai oleh Perikatan dibawah UMNO.
Dari 222 anggota DPR kursi PAS hanya 21, dari 576 anggota DPRD Propinsi seluruh Malaysia dari 13 negara bagian, PAS hanya 85 kursi DPRD dan 2 orang anggota Senat (Dewan Negara) dari 70 anggota senat, sedangkan DAP ada 38 orang, sedangkan PKR 30 orang.
Dr Wan Azizah Ismail, Ketua Umum PKR adalah anggota DPR dari Permatang Pauh Pulau Pinang, menggantikan suaminya Anwar Ibrahim, yang kini kembali dipenjara selama 5 tahun, karena fitnah sodomi yang tidak habis-habisnya dan anggota DPRD Selangor dari kawasan Kajang, sedangkan Mohamed Azmi Ali adalah anggota DPRD Bukit Antarabangsa, dan anggota DPR dari kawasan Gombak keduanya berada dalam Negara bagian Selangor.
Jadi PAS seharusnya dalam berpolitik lebih bijak menggunakan hikmah kebijaksanaan, jadikanlah politik untuk berdakwah, dan berdakwahlah dengan menggunakan jalur politik.
Politik Islam adalah memelihara mengamalkan dan menyampaikan ajaran Islam kepada siapa saja Islam atau bukan Islam, kemudian memimpin dan mensejahterakan umat manusia tidak kira apakah dia beragama Islam atau bukan. Kita harus banyak belajar dari sejarah, memang kita tidak setuju dengan Bung Karno yang pro-kiri, namun katanya tidak boleh dilupakan JASMERAH (Jangan Sesekali Melupakan Sejarah).
Kenapa Partai Islam Masyumi dibunuh oleh komunis dan mungkin juga CIA menggunakan tangan Soekarno pada tahun 1960?
Karena dalam Masyumi kala itu tidak ada Syiah, SePILIS, anti hadits, komunis dan qadiyani. Begitu pula nasib yang menimpa Al Ikhwanul Al Muslimun di Dunia Arab, termasuk Hamas di Palestina, juga Parti An Nahdah di Tunisia. Ini pula yang menimpa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang suaranya agak merosot pada Pemilu Parlimen Turki baru-baru ini, yang hanya mendapat undi 41% suara, memang pemimpinnya Recep Tayyip Erdogan Presiden Turki cenderung totaliter.
Tetapi insya Allah akidahnya benar dengan beribadah ikut mazhab Hanafi, dan jauh dari ajaran SePILIS, bukan anti hadits dan qadiyani, kita berdoa semoga AKP akan terus memerintah berkoalisi dengan Partai Gerakan Nasional yang mendapat suara 16,3% atau sebanyak 81 kursi, kita tidak mau PAS juga menerima nasib yang sama seperti partai-partai lain yang ada di dunia Islam yang lain, apalagi kini banyak isu dan masalah yang dihadapi oleh rakyat Malaysia, mulai soal GST ( Cukai Barangan dan Perkhidmatan), dan penyelewengan dana 1Malaysian Development Berhad (1MDB), ini perlu suara PAS, PKR dan DAB bersama Ormas dan LSM lainnya mengkritik pemerintah dalam isu ini, apalagi mantan Perdana Menteri Malaysia Dr Mahathir Mohamad pun lantang mengkritik Najib Abdul Razak, Perdana Menteri Malaysia kini, insya Allah.*
Penulis adalah aktivis dakwah, kolumnis dan pengamat Keluarga Besar Muhammadiyah dan Keluarga Besar Bulan Bintang, kini tinggal di Kuala Lumpur