Hidayatullah.com–Hayya ‘alas-shalaah, hayya ‘alal-falah. Kalimat ini sangat akrab di telinga kita. Setidaknya 5 kali sehari kita mendengar lantunan kalimat tersebut. Ya benar, itu adalah kalimat adzan yang sering dikumandangkan di masjid-masjid.
Ada yang menarik dari penggilan shalat ini. Hayya ‘alas-shalaah, hayya ‘alal-falah. Artinya, marilah shalat marilah menuju kepada kemenangan.
Dari panggilan shalat itu dapat ditarik kesimpulan bahwa bagi Muslim yang ingin meraih kejayaan, maka hendaklah ia menunaikan shalat. Tentu bukan sekedar shalat. Bukan shalat untuk sekedar menggugurkan kewajiban. Namun shalat yang mampu melahirkan kekuatan. Shalat yang mampu melahirkan perubahan. Inilah yang dibahas dalam bukuk ini.
Seluruh artikel dalam bukuk ini pernah dipublikasikan lewat majalah Suara Hidayatullah. Di antaranya adalah karya Ustadz Abdullah Said, pendiri Hidayatullah. Beliau tak hanya menulis berdasarkan teori-teori shalat, melainkan praktek langsungl. Dan yang lebih penting lagi, dia memetik langsung dari shalat yang dipraktekkan.
Shalat di Hidayatullah dilaksanakan pada awal waktu, berjamaah dan sangat lama. Begitulah beliau biasanya bila memimpin sahalat. Saking lamanya, rasanya jarak waktu shalat yang satu ke shalat yang lain terasa pendek. Sebentar-sebentar shalat. Sebentar-bentar shalat. Bahkan sampai ada orang yang bilang, “Orang Hidayatullah itu gila shalat.”
Hasilnya memang luar biasa dahsyat. Perkembangan Hidayatullah menjadi seperti sekarang ini –lebih dari 300 cabang dan tersebar dari berbagai daerah di Indonesia- salah satunya karena kekuatan shalat yang dipraktekan oleh para jamaahnya.
Shalat merupakan sarana utama untuk meraih kekuatan dari Allah SWT. Nah, jika kita secara perorangan, lembaga dan bahkan negara tak kunjung mencapai kejayaan, yang pantas ditengok adalah shalatnya. Jangan-jangan shalat kita hampa. Shalat yang tak menghasilan apa-apa.
Ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mengalir, sehingga enak untuk dibaca dan dinikmati. CP Bambang 0857 311 58404