Hidayatullah.com- Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah Dr. (Cand) Reny Susilowati pada webinar bertema “Meneguhkan Integritas Muslimah Demi Tegaknya Peradaban Islam” mengawali materinya dengan menyebutkan definisi tentang peradaban.
“Peradaban Islam itu ibarat pohon yang akarnya tertanam kuat di bumi, sedangkan dahan-dahannya menjulang tinggi ke langit dan memberi rahmat bagi alam semesta. Akar itu adalah teologi Islam (tauhid) yang berdimensi epistemologi,” papar Reny dengan mengutip definisi peradaban menurut Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, dalam webinar ketiga pra Musyawarah Nasional V Muslimat Hidayatullah, Sabtu (05/12/2020).
Sedangkan peradaban Islam menurut Hidayatullah ialah manifestasi iman dalam setiap aspek kehidupan.
Akan tetapi, saat ini keadaban sudah mulai luntur. Menurut Reny, hal itu disebabkan penyelewengan fitrah manusia dan penyebaran pornografi yang marak terjadi. Belum lagi, pengguna narkoba semakin meningkat di setiap tahunnya. Kenyataan ini sangat miris sekali. Padahal, kejayaan Islam dan peradaban Islam pada masa Rasulullah dan Sahabat menjadi sesuatu yang dicita-citakan.
“Namun Allah memberikan kabar gembira dengan memberikan maaf dan ampunan bagi hamba-Nya yang bertaubat dan senantiasa melakukan kebaikan,” tutur lulusan magister Universitas Ibn Khaldun Bogor tersebut dengan menyebutkan terjemah Surat Asy-Syuura ayat 30: “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
“Mengapa tugas peradaban juga harus dipikul oleh seorang Muslimah?” tanya Pengurus Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) ini di hadapan peserta webinar yang disiarkan secara live streaming pada kanal Youtube Hidayatullah ID dan TV Pertiwi Malaysia itu.
Baca: UBN: Sosok Ayah Ideologis dan Ayah Biologis Penting Bagi Anak
Lanjut Reny, wanita adalah tiang dan pondasi negeri. Sebuah negeri, termasuk Indonesia, akan menjadi baik jika wanitanya memiliki pribadi yang baik. Peran Muslimah dan ummahat sangat berpengaruh dalam mengokohkan pilar keluarga. Untuk itu, ia juga harus memikul tanggung jawab sebagai madrasatul ula, sekolah pertama dan lingkungan utama bagi tumbuh kembang anak.
Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini mengingatkan betapa pentingnya manajemen waktu dengan mengutip pernyataan Ibn Qayyim Al-Jauziyyah. Tahun ibarat sebatang pohon, sedangkan bulan-bulan adalah cabang-cabangnya, jam-jam adalah daun-daunnya, dan embusan napas adalah buah-buahannya. Barang siapa yang pohonnya tumbuh di atas kemaksiatan, maka buah yang dihasilkannya adalah hanzhal (buah yang pahit dan tidak enak dipandang). Begitu pula sebaliknya. Sedangkan masa untuk memanen itu semua adalah ketika datangnya hari kiamat.
“Waktu sangat berharga sebagaimana embusan napas. Maka, jadikan setiap embusan napas kita berharga, dengan memegang peran untuk mewujudkan peradaban,” tegasnya.
Reny mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat adalah visi yang harus ditanamkan dalam diri setiap anak. “Di antara ikhtiar yang harus diupayakan agar seorang hamba pantas bertemu dengan Rabb-nya ialah, memperbanyak dzikir, beramal shaleh, tidak menyekutukan Allah, dan memiliki hati yang bersih,” terangnya dengan mengutip QS. Al-Kahfi ayat 110: Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.
Baca: Salim A Fillah Paparkan Nilai-nilai Dasar Pengasuhan Anak, Apa Saja?
Selain itu, anggota Inter Moslem Women’s Union (IMWU) 2013-2015 ini juga memaparkan tentang profil Muslimah sebagai role model.
Profil tersebut lahir dari urutan-urutan turunnya wahyu yang menjadi manhaj Hidayatullah. Di antaranya yaitu aqidah yang lurus sebagaimana tertuang dalam QS. Al-‘Alaq ayat 1-5, menjadikan Al-Qur’an sebagai khittah dan cita-cita dalam QS. Al-Qalam ayat 1-7, ikhlas dalam beribadah sebagaimana yang tersirat dalam QS. Al-Muzammil ayt 1-10.
“Sebagai orang tua, kita tidak boleh takut tentang apa yang mereka makan, jangan takut tentang kendaraan apa yang mereka pakai, atau apa yang mereka dapatkan dari waktu luangnya. Tetapi takutlah ketika anak-anak kita meninggalkan shalat,” tutur Reny saat mengungkap pentingnya ibadah sebagai profil seorang Muslimah.
Profil selanjutnya, tangguh dalam berdakwah sebagai nilai yang tertuang dalam QS. Al-Mudatsir ayat 1-7, dan yang terakhir pesan tersirat dalam QS. Al-Fatihah 1-7 yaitu menjadi Muslimah yang siap dipimpin dan setia pada imamah jama’ah.
“Dalam membangun peradaban, seorang Muslimah memiliki beberapa peran yaitu peran kultural dengan berdakwah bagi keluarganya, peran profesional sesuai dengan profesi dalam bidangnya, peran struktural dalam organisasi, peran sosial di masyarakat dan tugas khusus eksternal untuk kepentingan dakwah dan tarbiyah,” jelas Reny saat menyebutkan peran Muslimah dalam menegakkan peradaban Islam.
Baca: Pentingnya Sosok Ayah Ideologis dan Biologis untuk Menuju Surga
Menurutnya, peran Muslimah yang wajib dan utama adalah berdakwah bagi keluarga. Adapun peran yang lainnya dapat dilakukan sesuai profesi yang ditekuni dengan syarat tidak mengabaikan keluarga dan tetap menjaga hijab dan syari’at.
Tak kalah penting, Reny juga menguraikan proses peradaban yang diawali dengan hayatan thayyibah (Muslimah yang memiliki integritas), keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, qaryatun mubarakah, baldatun thayyibah, lalu proses terbesar ialah daarussalam (kebahagiaan dunia akhirat).
“Proses peradaban ini akan mudah dilalui ketika seorang Muslimah memiliki integritas,” imbaunya.
Terakhir, anggota Departemen Tarbiyah YPPH ini memaparkan ciri-ciri seorang Muslimah yang memiliki integritas. Di antaranya yaitu, membangun falsafah dan ideologi, sebagai bagian dari ahlu sunnah wal jama’ah, menjadi penggerak dalam perjuangan Islam, membangun kultur Islami, mengidealkan kepemimpinan Islami, dan bersikap wasathiyyah.
Untuk diketahui, Muslimat Hidayatullah akan menggelar Musyawarah Nasional V secara virtual. Acara berpusat di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Kota Depok, Jawa Barat. Dengan dihadiri 33 peserta sebagai perwakilan tiap Pengurus Wilayah (PW) Mushida yang ada di berbagai provinsi.
Perhelatan akbar lima tahunan itu akan digelar pada 26-27 Desember 2020 dengan mengusung tema “Meneguhkan Integritas Muslimah Demi Tegaknya Peradaban Islam.”* Arsyis Musyahadah