Hidayatullah.com—Lebih dari 34.000 orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya terluka setelah gempa berkekuatan 7,8 dan 7,5 skala Richter melanda Turki dan Suriah Senin lalu, kutip CNN. Namun kantor berita resmi Turki Anadolu Agency menyebut 29.605 orang meninggal dunia pada hari Ahad.
Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah kemungkinan akan meningkat di atas 50.000, dua kali lipat dari angka pada kemarin sore sebanyak 28.000, menurut Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Martin Griffiths.
Griffiths tiba di kota Kahramanmaras, Turkiye selatan kemarin, yang merupakan pusat gempa pertama, yang berkekuatan 7,8 skala Richter, pada Senin pekan lalu. “Saya pikir cukup sulit untuk memperkirakan secara akurat (jumlah korban tewas) karena jika (penyelamat) pergi ke bawah reruntuhan, jumlahnya akan menjadi dua kali lipat atau lebih,” kata Griffiths dalam wawancara dengan stasiun penyiaran Sky News.
“Kami masih belum benar-benar mulai menghitung jumlah korban tewas,” katanya.
PBB memperingatkan bahwa setidaknya 870.000 orang sekarang membutuhkan bantuan makanan segar di seluruh Turki dan Suriah. Di Suriah saja, 5,3 juta orang diperkirakan telah mengungsi.
Selain itu, hampir 26 juta orang terkena dampak gempa, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang juga meluncurkan dana donasi kilat sebesar 42,8 juta USD kemarin untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
Baru-baru ini, seorang gadis berusia 10 tahun diselamatkan setelah 147 jam di bawah reruntuhan. Kisah tersebut menjadi rangkaian kisah sukses yang ‘mengerikan’ saat penyelamat lain di Turki terus mencari korban selamat.
Organisasi sukarelawan Suriah, White Helmets (Helm Putih), telah menangguhkan upaya penyelamatan di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah. Mereka mengklaim, tidak ada lagi calon korban yang tinggal di Suriah setelah 109 jam.
Upaya bantuan di sana juga menjadi rumit karena perang saudara yang berlangsung begitu lama.*