Hidayatullah.com— Replika Al-Quran ‘raksasa’ bertuliskan ayat Al-Israa’ yang terletak di Kampung Pak Pungoh, di Propinsi Yala, Thailand, terus menjadi sorotan publik sejak viral di media sosial selama Ramadan beberapa waktu lalu.
Penggagas ide, Imam Mat Rokey Wan Kechik, 57, mengatakan dia sendiri tidak menyangka replika setinggi 3,6 meter dan lebar 5,2 meter itu menjadi terkenal dan selalu menerima pengunjung.
Dikatakannya, hingga saat ini lebih dari 100.000 orang telah mengunjungi desa tersebut dan menyatakan kekagumannya setelah melihat dan mengambil kesempatan untuk berfoto di depan replika tersebut.
“Ada pengunjung yang datang dari Arab Saudi, Singapura, Brunei, tidak terkecuali Indonesia dan Malaysia,” ujarnya dikutip Astroawani. “Setiap hari diperkirakan 10.000 pengunjung dari dalam dan luar negeri datang ke sini, masih berlanjut sampai sekarang,” ujarnya saat ditemui wartawan di desa tersebut kemarin.
Mat Rokey mengatakan bahwa biaya untuk membangun replika itu hanya sekitar 6.000 baht (Rp 3 juta) dan butuh waktu 22 hari untuk menyelesaikannya. Sedangkan delapan hari lagi dibutuhkan untuk menghasilkan kaligrafi ayat-ayat AlQuran.
Dikatakannya, pengerjaan pembangunan dilakukan oleh 30 pemuda desa secara gotong royong, yaitu pada malam hari setelah shalat tarawih. “Dulu semua desa di kawasan ini menjadikan gapura sebagai tradisi merayakan Hari Raya Idul Fitri, namun saya ingin sesuatu yang berbeda dan memberikan ide untuk membangun replika Al-Quran yang dibuat dari bahan batu, semen dan triplek.”
“Alhamdulillah, ide ini diterima masyarakat dan tidak disangka menyebar ke seluruh dunia,” ujarnya yang juga bersyukur upaya pembangunan replika juga dirasakan warga setempat.
Menurutnya, untuk melengkapi keberadaan replika Al-Quran, warga juga membangun replika Gua Hira’ dan Bukit Uhud untuk memperingati pengorbanan Nabi Muhammad ﷺ dalam mengembangkan Islam.
Sementara itu, Kepala Desa Pak Pungoh, Tolib Mustofa, 59 tahun mengatakan, kedatangan pengunjung ke desa tersebut membawa rezeki bagi warga yang memanfaatkan kesempatan untuk berdagang makanan dan minuman. Ia mengatakan setiap hari hanya ada pengunjung yang datang, khususnya dari Malaysia, yang ingin mengambil foto kenangan.*