Hidayatullah.com– Mohammed al-Tamimi ditembak di bagian kepala saat mengendarai mobil di Tepi Barat bersama ayahnya, yang juga terluka. Bocah Palestina Mohammed al-Tamimi, yang baru berusia dua tahun, empat hari kemudian akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.
Mohammed al-Tamimi diterbangkan ke rumah sakit Sheba dekat Tel Aviv setelah penembakan pada Kamis malam dan terus dalam kondisi kritis sampai petugas medis mengumumkan kematiannya pada hari Senin (5/6/2023). Ayahnya, Haitham al-Tamimi, 40, masih dirawat di rumah sakit Palestina. Luka-lukanya diyakini tidak mengancam jiwa,
lapor The Guardian.
Israel Defence Forces (IDF) mengatakan pasukannya melepaskan tembakan di dekat desa Nabi Saleh setelah kelompok bersenjata Palestina menembaki mereka di sebuah pos penjagaan. Namun, Tamimi mengatakan kepada para reporter bahwa tidak ada tembakan selain yang dilakukan tentara Zionis Yahudi. Mobil yang dikendarainya ditembaki sesaat setelah dia memasangkan sabuk pengaman untuk putranya itu sebelum mereka berangkat menuju ke rumah seorang paman.
Bilal al-Tamimi, seorang aktivis lokal, mengatakan kepada kantor berita Palestina Wafa bahwa insiden itu adalah bagian dari operasi IDF di mana tentara Zionis menutup akses pintu masuk desa.
Setelah awalnya menyalahkan penembakan ayah dan anak itu kepada kelompok-kelompok Palestina, pejabat IDF kemudian mengatakan bahwa tidak jelas siapa yang menembak bapak-beranak itu dan pihaknya akan melakukan penyelidikan, dan selanjutnya mereka mengatakan bahwa keduanya terkena tembakan pasukan Israel.
Banyak orang Palestina melihat kesamaan dalam perubahan narasi yang disampaikan pihak Zionis tentang apa yang terjadi pada keluarga Tamimi dengan pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh tahun lalu.
Dalam kasus Shireen Abu Akleh, IDF yang awalnya menuding Palestina akhirnya mengakui ada “kemungkinan besar” reporter itu ditembak oleh seorang tentaranya, tetapi menyatakan bahwa penembakan itu tidak disengaja dan penyelidikan kriminal atas insiden tersebut tidak diperlukan.*