Hidayatullah.com—Sekarang sudah bukan jamannya lagi orang bergerak sendiri-sendiri. Umat Islam juga tidak boleh bersikap ambigu dalam menyikapi propaganda LGBT, demikian disampaikan penggagas #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) Akmal Sjafril .
“Al-Qur’an sendiri telah secara gamblang memberikan penjelasan,” demikian disampaikan Akmal Sjafril dalam kajian yang diselenggarakan oleh komunitas #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) Chapter Depok dan Ghuroba Youth Crew di Masjid Jami’ Al-Istiqomah, Depok, Ahad (03/09) silam.
Dalam kajian bertajuk “Leave Us Alone: Lawan Propaganda #Normalphobia”, Akmal memaparkan bahayanya propaganda gencar untuk menormalisasi perilaku LGBT yang melanda dunia belakangan ini.
Tren tersebut, menurutnya, juga sudah terlihat di Tanah Air. “Semakin banyak orang, mulai dari artis, influencer, sampai cendekiawan, bahkan yang dicitrakan sebagai ahli agama, yang menormalisasi LGBT,” ujar Akmal.
Umat Muslim, menurut Akmal, tidak boleh bersikap ambigu dalam menyikapi LGBT. Sebab, Al-Qur’an sendiri telah secara gamblang memberikan penjelasan.
“Perilaku homoseksual bukan baru muncul belakangan saja, melainkan sudah menjadi penyakit sosial di zaman Nabi Luth ‘alaihissalaam. Dan Al-Qur’an jelas-jelas menyebutnya sebagai perbuatan keji, jadi persoalan ini tidak multitafsir,” tegasnya.
Penulis buku Islam Liberal 101 ini mengajak peserta kajian untuk sama-sama menelaah ayat ke-80 dan 81 dalam Surat Al-A’raaf, yang menurutnya telah menguraikan setidaknya empat poin kesalahan dari perbuatan homoseksual yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth ‘alaihissalaam.
“Pertama, ini adalah perbuatan yang keji, artinya perbuatan yang melampaui batas. Pelakunya adalah orang yang membiarkan syahwatnya berkuasa, padahal ia sebenarnya bisa mengendalikannya, kalau mau,” ujar nya.
“Kedua, kaum ini adalah pelopor, karena tidak ada yang melakukan tindakan homoseksual sebelum mereka. Ketiga, apa yang mereka lakukan itu menyimpang, karena kaum lelakinya menumpahkan syahwatnya dengan sesama lelaki, bukan dengan perempuan. Dan keempat, mereka ini kaum yang berlebih-lebihan. Lihat saja, yang mereka bicarakan selalu soal syahwat, seolah-olah tak ada hal lain dalam hidupnya selain syahwat,” tandas Akmal.
Dalam kegiatannya kali ini, ITJ Depok berinisiatif mengajak komunitas lainnya, yaitu Ghuroba Youth Crew, untuk berkolaborasi. Gayung bersambut, ajakan tersebut segera direspon dengan baik.
“Alhamdulillaah, kerja sama dengan Ghuroba sangat baik. Persiapannya luar biasa, dan kami merasa sangat dimudahkan,” ujar Naufal, Koordinator ITJ Chapter Depok.
Melihat besarnya antusiasme dari anggota kedua komunitas, Naufal optimis bahwa kerja sama dengan Ghuroba kemarin tidak akan menjadi yang terakhir. “Saya optimis, insya Allah ITJ Depok akan kolaborasi lagi dengan Ghuroba, minimal tiga bulan sekali,” tandasnya.
Karena sama-sama dibangun oleh para pemuda yang sangat peduli pada keselamatan bangsa dan bersemangat dalam membela agama, ITJ dan Ghuroba diyakini memiliki perhatian yang sama dalam banyak hal.
“Saya meyakini bahwa kita juga memiliki banyak kesamaan yang lain. Karena itu, kolaborasi di Depok ini menurut saya memang wajib diteruskan,” ujar Randy Iqbal, Koordinator Pusat ITJ yang juga hadir dan memberikan sambutan.*