Hidayatullah.com—Pemimpin PEGIDA, sebuah kelompok Islamofobia, sekali lagi merobek kitab suci umat Islam, Al-Quran, dan menginjaknya di depan beberapa Kantor Kedutaan Besar Negara Muslim di Belanda pada hari Sabtu, lapor Anadolu Agency.
PEGIDA atau Patriotische Europaeer Gegen die Islamisierung des Abendlandes (Kaum Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat), melakukan aksi pembakaran salinan Al-Quran dengan cara merobek, menginjak-injak kitab suci umat Islam di luar kedutaan-kedutaan asing.
Dengan menghancurkan lebih banyak salinan Al-Quran di luar kedutaan Pakistan, Indonesia, dan Denmark di Den Haag, Edwin Wagensveld, tokoh PEGIDA juga menghina Islam dan Muslim dunia.
Dalam kejadian yang terjadi di depan Kedutaan Besar Turki itu, ia juga menginjak halaman Al-Quran dan menghina pemeluknya. Edwi Wagensveld menghina Turki dan masyarakatnya serta mengucapkan terima kasih kepada aparat polisi yang melindunginya saat melakukan penistaan terhadap Kitab Suci umat Islam sedunia itu.
Sebelumnya, dalam sebuah undangan di media X (sebelumnya bernama Twitter), kelompok PEGIDA, mengirim pemberitahuan akan melancarkan aksi islamophobia ini di empat kedutaan; Pakistan, Indonesia, Turki dan Denmark di Den Haaq, Belanda.
Reaksi Dunia Islam
Aksi memalukan ini mengundang kecaman negara-negara Muslim. Demikian lansir Al Arabiya, Senin (25/9/2023), Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan kembali penolakan penuh Kerajaan terhadap tindakan kebencian dan berulang-ulang yang “tidak dapat diterima dengan pembenaran apa pun.”
Menurut Arab Saudi, tindakan tersebut jelas-jelas memicu kebencian, pengucilan, dan rasisme, dan secara langsung bertentangan dengan upaya internasional yang berupaya menyebarkan nilai-nilai toleransi, moderasi, serta penolakan terhadap ekstremisme, dan melemahkan rasa saling menghormati yang diperlukan dalam hubungan antara masyarakat dan negara.
Pemerintah Turki mengutuk keras penistaan terhadap Al-Qur’an oleh pentolan PEGIDA tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa Ankara mengutuk penyebaran “serangan provokatif” yang justru diperbolehkan dilakukan di negara-negara Eropa berkedok kebebasan berekspresi.
“Menanggapi provokasi ini, yang diakui oleh PBB sebagai kebencian agama dan pelanggaran hukum internasional, negara di mana serangan tersebut terjadi sekarang harus mengambil tindakan yang efektif,” kata kementerian tersebut, seperti dikutip dari Middle East Monitor (MEE), Senin (25/9/2023).
Turkiye meminta pihak berwenang Belanda untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku dan mengambil tindakan untuk mencegah terulangnya serangan serupa. Akif Cagatay Kilic, kepala penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengecam penistaan terhadap Al-Qur’an di Belanda.
“Lawan tindakan provokatif yang menjijikkan ini, negara ini dan para penguasanya sekarang harus mengambil tindakan yang diperlukan!” kata Kilic.
Sementara Organisasi Konferensi Islam (OKI) juga mengutuk keras aksi ini. “Sekretariat Jenderal OKI mengutuk keras tindakan provokatif penodaan kitab suci Al-Quran yang dilakukan pada tanggal 23 September 2023, di depan kedutaan besar beberapa negara anggota OKI di Den Haag, Belanda,” demikian pernyataan organisasi yang bermarkas di Jeddah, Arab Saudi ini hari Senin (25/9/2023).*
Yuk bantu dakwah media melalui BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH)