Hidayatullah.com– Pemerintah Malawi mengumumkan rencana pengiriman 5.000 pemuda untuk bekerja di pertanian-pertanian Israel atau kibbutz, meskipun ada protes terhadap pengiriman 221 pemuda ke sana akhir pekan kemarin.
Menteri Informasi Malawi Moses Kunkuyu dalam program BBC Newsday hari Selasa (28/11/2023) mengatakan 5.000 merupakan target awal yang ingin diwujudkan.
“Orang-orang [Malawi] lainnya sudah berada di sana [kibbutz] selama lebih dari lima tahun dan kami hanya menambah jumlah tersebut,” kata Kunkuyu.
Dia membela program yang dikritik banyak pihak itu dengan mengatakan bahwa itu adalah bagian dari program pemerintah yang sedang berjalan yaitu memberikan pekerjaan kepada kaum muda Malawi baik di dalam maupun di luar negeri.
“Hal ini sudah dilakukan Malawi selama beberapa dekade dan kita telah mengekspor generasi muda ke negara-negara di Afrika dan di luar Afrika,” imbuh Kunkuyu.
Pemimpin oposisi Malawi, Kondwani Nankhumwa, sebelumnya pada hari Senin mengecam pemerintah dalam wawancara dengan BBC Newsday. Dia menuding pemerintah membahayakan keselamatan warga Malawi dengan mengirim mereka bekerja di negara yang sedang berperang.
Akan tetapi Kunkuyu mengatakan bahwa pemerintah Israel menjamin keselamatan warga Malawi dengan mempekerjakan mereka di daerah aman di mana tidak terjadi pertempuran.
Orang-orang Malawi itu akan menjadi pengganti bagi lebih dari 10.000 buruh tani asing yang meninggalkan wilayah pendudukan Zionis Israel disebabkan pertempuran dengan tentara pejuang Palestina.*