Hidayatullah.com– Mali, Niger dan Burkina Faso mengumumkan bahwa mereka menarik diri dari pasukan gabungan internasional G5 yang dibentuk untuk memerangi kelompok ISIS alias IS di kawasan Sahel.
Ketiga negara itu saat ini dikuasai junta militer menyusul kudeta dan membuat kesepakatan pertahanan di antara mereka sendiri.
Pasukan gabungan yang mereka sebut Alliance of Sahel States (AES) ditandatangani kesepakatan pembentukannya pada bulan September, lansir BBC Ahad (3/12/2023).
Chad dan Mauritania masih menjadi bagian G5, pasukan yang diharapkan memiliki kekuatan sekitar 5.000 personel.
Dalam pernyataannya, junta militer Niger dan Burkina Faso mengatakan pasukan G5 gagal mewujudkan keamanan di kawasan Sahel.
Kedua negara juga menilai pendirian G5 tidak mengindahkan keinginan negara-negara Afrika untuk lebih “independen dan bermartabat” dan justru menjadi “pelayan bagi kepentingan asing” di wilayah itu. Kepentingan asing yang mereka maksud kemungkinan besar adalah Prancis, negara bekas penjajah negara-negara Afrika di kawasan Sahel.*